Azas Lenz
(LM5)
|
Desy Novitasari., M. Hifni Fansi., Abidatul
Khairiyah., Rivca Anissa., Ramona Ariani., Bastomi Saputra.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ipa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Jl. Kayu tangi dua jalur utama, Banjarmasin 70124 Indonesia e-mail: desy.sarinovita@gmail.com |
Abstrak—Percobaan Azas Lenz bertujuan untuk mempelajari hubungan antara perubahan
fluks magnet dengan arah arus dan ggl induksi. Metode yang digunakan adalah
memasukkan dan mengeluarkan kutub magnet dan kutub utara kekumparan dengan
solenoida 1000 lilitan. Ketika kutub utara dimasukkan simpangan galvanometer ke
kanan, saat dikeluarkan ke kiri. Dan kutub selatan dimasukkan simpangan
galvanometer ke kiri, saat dikeluarkan ke kanan. Dapat diketahui bahwa ujung
kumparan adalah kutub utara.
Kata Kunci—Azas Lenz, fluks magnet, ggl induksi, kutub magnet, dan galvanometer.
I.
PENDAHULUAN
Dapat dilihat
bahwa apabila kiata mengambil loop induksi tertutup didalam suatu medan
magnetik dan kemudian mengirim arus melalui loop tersebut, gaya yang
ditimbulkan medan magnetik menghasilkan torsi pada puataran loop. Andaikan bahwa, sebagai gantinya, tidak ada arus, kita
putar loop menggunakan tangan. Apakah arus akan muncul dalam loop ? jawabannya,
tentu saja arus akan muncul. Karena jika
pada medan magnet yang menghasilkan torsi akan
membuat munculnya arus dalam loop. Hal tersebut yang biasanya disebut dengan hukum
induksi Faraday. Dengan
menggunakan hukum Faraday,
dapat menghitung ggl induksi. Beda halnya dengan azas lenz yang membahas
tentang arah arus induksi. Melalui percobaan menggunakan galvanometer yang
dirangkai dengan solenoida, kita dapat
menentukan hubungan fluks magnet dengan
arah dan ggl induksi.
Berdasarkan
latar belakan tersebut, dapat diambil rumusan masalah yaitu “Bagaimana hubungan
antara perubahan fluks magnet dengan arah arus dan ggl induksi ?”.
Adapun tujuan
dari percobaan ini adalah mempelajari
hubungan antara perubahan fluks magnet dengan arah arus dan ggl induksi.
II.
KAJIAN TEORI
Arus yang
dihasilkan didalam loop disebut arus
induksi, usaha yang dilakukan persatuan muatan dalam menghasilkan arus itu (dalam menggerakkan
elektron konduksi untuk mengangkut arus dan emf disebut induksi.
Didalam eksperimen
Gambar 1, apabila skalar dibuka (tidak ada arus), tidak ada garis-garis medan
magnet. Akan tetapi, apabila kita menghidupkan arus dalam loop tangan
kanan, kenaikkan arus membentuk suatu
medan yang melalui loop tangan kiri meningkat.
Gambar 1. Pengukur arus menunjukkan nilai dalam
loop kawat tangan kiri ketika skalar S ditutup.
Hukum Faraday
secara baku ditulis sebagai
.........(1)
Hukum lenz adalah
sebuah metode alterlatif untuk
menentukan arah suatu arus induksi. Hukum lenz bukan
merupakan prinsip yang bebas, hukum ini dapat diturunkan dari hukum
Faraday.
Tanda negatif pada
hukum Faraday berhubungan dengan ggl induksinya.
Bunyi hukum lenz yaitu :
“Ggl induksi dan arus
induksi memiliki arah sedemikian rupa sehingga melawan muatan yang menghasilkan
ggl dan arus induksi tersebut”.
Gambar
2 menunjukkkan magnet batang yang bergerak ke arah satu suatu simpal yang memiliki tahanan P.
Apabila magnet batang
sedang bergerak ke arah simpalnya, ggl induksi dalam simpal tersebut
menghasilkan arus dalam simpal (garis
putus-putus) menghasikan suatu fluks
yang melawan peningkatan fluks yang melalui simpal akibat gerak magnet tadi.
Karena megnetik dari magnet batang ke arah kanan, yang keluar dari kutub utara
magnet tersebut, gerak magnet ke arah simpal tersebut ke kanan. (medan magnetik
disimpal akan lebih kuat apabila magnetiknya lebih dekat). Arus induk berada
dalam arah seperti yang ditunjukan, sehingga fluks magnetik yang dihasilkan melawan
fluks magnetnya. Medan magnetik induksi cenderung memperkecil fluks yang
melalui simpalnya. Jika magnetnya digerakkan menjauhi simpalnya, yang akan
memperkecil fluks yang lelalui simpal akibat magnet, arus induksinya akan
berada dalam arah berlawanan dengan arah pada gambar 2. Dalam hal itu, arusnya
akan menghasilkan medan magnetik ke kanan, yang akan cenderung memperbesar
fluks yang melalui simpalnya.
Gambar 3. Momen magnetik induksi
dalam simpal arus
Pada gambar di atas
menunjukkan momen magnetik induksi dalam simpal arus apabila magnetnya sedang
bergerak ke arah yang ditunjukkan pada Gambar 3. Simpal bertindak sebagai
magnet kecil dengan kutub utara ke kiri dan kutub selatan selatan kekanan momen
magnetik induksi simpal ini akan mengerahkan gaya pada magnet batang ke kiri
untuk melawan geraknya ke arah simpal. Dengan demikian, kita dapat menyatakan
hukum Lenz dalam besar gaya-gaya dari pada fluks. Jika magnet batangnya digerakkan ke arah simpal, arus induksi harus
menghasilkan momen magnetik untuk melawan perubahan ini.
Gambar
4. Momen magnetik iniduksi bergerak ke arah simpal sehingga magnet mengalami
percepatan.
Jika arus dalam simpal
pada Gambar 3 berlawanan arah, momen magnetik induksi simpalnya akan menarik
magnet saat magnetnya bergerak ke arah simpal dan menyebabkan magnet tersebut
mengalami percepatan. Jika magnet yang berada pada jarak. Yang dari simpalnya
kemudian memberi magnet sedikit tolakkan ke arah simpal, gaya akibat arus
induksi akan ke arah simpal, yang akan meningkatkan kecepatan magnetnya.
Kecepatan magnet meningkat, laju perubahan fluks akan meningkat dan arus induk
juga meningkat.
Pada gambar 4, magnet
batang berada dalam keadaan diam dan simpalnya sedang bergerak menjauhi magnet.
Dalam hal ini, momen magnetik simpalnya akan menarik magnet batang yang melawan
gerak simpal.
Pada gambar 5, apabila
arus dalam rangkaian 1 berubah akan terdapat fluks melalui rangkaian . skakelar
S dalam rangkaian 1 pada awalnya terbuka sehingga tidak ada arus dalam
rangkaian tersebut (a). Apabila skakelarnya ditutup (b), arus dalam rangkaian 1
tidak mencapai nilai yang konstan seketika tetapi membutuhkan waktu untuk
berubah dari nol hingga kenilai ini. Selama waktu perubahan ini, sementara
arusnya sedang meningkat, fluks melalui rangkaian 2 berubah, dan terdapat arus
induksi dalam rangkaian tersebut dalam arah yang ditunjukkan. Apabila arus
dalam rangkaian 1 mencapai nilai yang konstan, fluks melalui rangkaian 2 tidak
lagi berubah, sehingga tidak lagi ada arus induksi dalam rangkaian 2. Arus
induksi dalam rangkaian 2 dengan arah yang berlawanan seketika akan muncul
apabila skakelar pada rangkaian 1 dibuka (c) dan arusnya menurun ke nol. Hal
yang penting untuk dipahami bahwa terdapat ggl induksi hanya sewaktu fluksnya
berubah. Ggl tidak tergantung pada besar fluks, hanya pada laju perubahannya.
Berikut ini dapat dilihat pada rangkaian gambar 5.
Gambar
5. Perubahan fluks akibat perubahan arus.
Kita perhatikan
rangkaian tunggal terisolasi pada gambar 6.
Gambar 6. Rangkaian tunggal
terisolasi.
Kumparan dengan
banyak lilitan kawat memberikan fluks yang besar untuk arus yang diberikan
dalam rangkaiannya. Apabila arusnya berubah terdapat ggl yang besar yang
diinduksi dalam kumparan yang melawan perubahan tersebut.
Besarnya ggl induksi melalui loop kawat dengan N lilitan adalah
..............(2)
Keterangan:
Hasil
fundamental ini dikenal dengan nama “hukum Faraday” dan merupakan salah satu
dari hukum elektromagnetik. Penting untuk diingat bahwa ggl induksi jika
terdapat perubahan fluks ggl dapat diinduksi dengan tiga cara : (1) dengan
mengubah medan magnet B, (2) dengan mengubah luasan kumparan dalam medan, atau
(3) dengan mengubah orientasi kumparan θ terhadap medan.
Karena arus induksi selalu menentang setiap perubahan fluks magnetik
yang melalui sebuah rangakaian, maka bagaimana mungkin fluks itu berubah sama
sekali ? jawabannya adalah bahwa hukum Lenz hanya memberikan arah induksi :
besarnya arus itu bergantung pada hambatan rangkaian, maka semakin kecil arus
induksi yang muncuk untuk menentang setiap perubahan fluks untuk menghasilkan
efek. Seandainya simpal dibuat dari kayu (sebuah isolator) maka hampir tidak
ada arus induksi yang menanggapi perubahan fluks yang melalui simpal tersebut.
Sebaliknya, semakin kecil hambatan rangkaian, semakin besar pula
arus induksi dan semakin sukar untuk mengubah fluks yang melalui rangkaian itu.
Jika simpal adalah sebuah konduktor yang baik, maka sebuah arus induksi akan
mengalir selama magnet itu bergerak relatif terhadap simpal tersebut.
Kasus ekstrim terjadi biala hambatan rangkaian sama dengan nol. Maka
arus induksi akan terus mangalir walaupun setelah ggl induksi itu telah lenyap,
yakni, walaupun setelah magnet itu telah berhenti bergerak relatif terhadap
simpalan.
Menentukan arah arus induksi dengan hukum Lenz.
Sebuah batang magnet didekatkan pada kumparan dengan kutub utara
terlebih dahulu. Pada saat ini ujung kumparan akan timbul perubahan medan magnet
yang berasal dari batang magnet (medan magnet sumber). Medan magnetnya
bertambah karena pada kutub utara garis-garis gaya magnetnya keluar berarti
fluks magnet pada kumparan bertambah.
Sesuai dengan hukum Lenz maka akan timbul induksi magnet (B induksi)
yang menentang sumber. Arah B induksi ini dapat digunakan untuk menentukan arah
arus induksi yaitu dengan menggunakan kaedah tangan kanan.
Gambar 7. Induksi magnetik dengan kaedah
tangan kanan
Timbulnya arus pada kumparan ini dapat ditunjukkan dari galvanometer
yang dihubungkan dengan kumparan. Arus listrik ini timbul untuk menimbulkan
induksi magnet B induksi). Arah arus iniduksi sesuai kaedah tangan, pada gambar
7 terlihat
arus mengalir dari titik A ke titik B.
Suatu kumparan dalam rangkaian tertutup (gambar 8) didalamnya dipasang
galvanometer G sebagai penunjuk adanya arus listrik.
Gambar 8. Arah simpangan jarum galvanometer
Jika suatu bantang magnet US dimasukan ke dalam kumparan, selama
gerakan US berlangsung jarum galvanometer menyimpang ke kanan dari kedudukan
seimbang kemudian ketika magnet US berhenti begerak, jarum di G akan kembali
pada kedudukan seimbang. Kemudian magnet US ditarik kembali, maka selama
gerakan itu berlangsung jarum pada G akan menyimpang ke kiri. Simpangan jarum G
sangat bergantung pada arah lilitan kumparan dan simpangan ini menunjukkan
bahwa dalam rangkaian telah menjadi arus listrik perpindahan muatan-muatan
listrik dapat terjadi jika ada beda tegangan. Beda tegangan demikian dinamakan
ggl induksi.
III. METODE PERCOBAAN
Pada percobaan Azas Lenz diperlukan peralatan seperti magnet
batang, galvanometer, kumparan solenoida dengan 1000 lilitan dan dua buah kabel
penghubung. Seperti pada gambar 9.1 berikut ini.
Pada percobaan Azas Lenz dapat diambil suatu rumusan
hipotesis yaitu “jika kutub utara magnet batang dimasukkan kekumparan maka arah
simpangan jarum galvanometer ke kanan, sebaliknya jika kutub utara batang
magnet diarahkan keluar kumparan maka arah simpangan jarum galvanometer
mengarah ke kiri, dan jika kutub selatan batang magnet dimasukkan kekumparan
maka arah simpangan jarum galvanometer ke kiri, sebaliknya jika kutub selatan
batang magnet diarahkan keluar kumparan maka arah simpangan jarum galvanometer
ke kanan”.
Percobaan kali ini menggunakan identifikasi dan definisi
operasional variabel yaitu variabel manipulasinya adalah arah gerak batang
magnet yaitu dengan mengubah gerak batang magnet keluar kumparan dan masuk
kumparan. Variabel kontrolnya adalah arah kutub, yaitu dengan menetapkan arah
kutub magnet arah utara dan selatan. Dan variabel yang direspon adalah
simpangan jarum galvanometer, yaitu mengamati arah simpangan jarum galvanometer
ke arah kanan atau ke arah kiri.
Adapun prosedur kerja dari percobaan kali ini yaitu,
merangkai alat seperti pada (gambar 9.2) berikut ini.
Gambar
9.2. memasukkan kutub utara pada kumparan
Gambar 9.2 menunjukkan saat memasukkan magnet batang kutub
utara kekumparan secara perlahan, kemudian mengamati arah simpangan jarum
galvanometer (ke kanan/ke kiri). Langkah berikutnya yaitu mengarahkan magnet
batang keluar, kemudian dapat dilihat arah simpangan jarum galvanometer,
mengarah ke kanan atau ke kiri. Kemudian menulis hasil penelitian pada tabel.
Pada percobaan kali ini simpangan jarum galvanometer diperoleh secara
kualitatif.
Untuk percobaan selanjutnya dilakukan sama seperti langkah
di atas, dengan menggunakan arah kutub selatan magnet batang, seperti pada
gambar 9.3 berikut ini.
Gambar
9.3. memasukkan kutub selatan pada kumparan
Sama seperti percobaan sebelumnya, hasil penelitian ditulis
secara kualitatif pada tabel data.
IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan Azas Lenz untuk mempelajari hubungan antara
perubahan fluks magnet dengan arah arus dan ggl induksi. Pada percobaan kali
ini menggunakan solenoida 1000 lilitan. Pada percobaan kali ini pengamat
melalukan penelitian terhadap arah simpangan jarum galvanometer pada saat
batang magnet dimasukkan dan dikeluarkan pada kumparan dengan menggunakan kutub
utara dan kutub selatan. Sehingga diperoleh data pada tabel berikut.
Ketika sebuah batang magnet didekatkan pada kumparan, maka
pada ujung kumparan akan timbul perubahan medan magnet yang berasal dari batang
magnet sehingga akan menimbulkan arus dan menyebabkan jarum pada galvanometer
bergerak ke kanan atau ke kiri.
Gambar
10.1. kutub utara masuk kumparan
|
Gambar
10.2. kutub utara keluar kumparan
|
Begeraknya jarum galvanometer dapat dilihat pada (gambar
10.1) dan (gambar 10.2). pada saat kutub utara dimasukkan pada kumparan,
simpangan jarum galvanometer mengarah ke kanan seperti yang dapat dilihat pada
(gambar 10.1). pada gambar tersebut telah tampak bahwa arah simpangan jarum
galvanometer menyimpang ke kanan menentang arus yang dimiliki oleh magnet. Dan
setelah batang magnet dikeluarkan dari kumparan arah jarum galvanometer
menyimpang ke kiri, dapat dilihat pada (gambar 10.2). jadi, dapat diketahui
bahwa ujung kumparan adalah kutub utara.
Gambar
10.3. kutub selatan masuk kumparan
|
Gambar
10.4. kutub selatan keluar kumparan
|
Pada saat kutub selatan dimasukkan pada kumparan, seperti
(gambar 10.3) arah jarum galvanometer menyimpang ke kiri, melawan arah arus
yang dimiliki oleh magnet. Dan pada saat kutub selatan dikeluarkan dari
kumparan yang tampak pada (gambar 10.4), jarum galvanometer menyimpang ke ke
kanan. Jadi, dapat diketahui bahwa ujung kumparan adalah kutub utara.
Berdasarkan hasil percobaan telah diketahui bahwa ketika
kutub utara didekatkan pda kumparan, maka gari-garis medan magnet keluar dari
kutub utara sehingga memberikan arus yang searah dengan lilitan kawat pada
kumparan dan jika dihubungkan dengan azas Lenz yang berbunyi “Suatu arus
terinduksi memiliki arah sedemikian sehingga medan magnetik yang ditimbulkan
oleh arus berlawanan dengan perubahan medan magnetik yang menginduksi arus
tersebut”. Maka dapat dinyatakan bahwa percobaan kali ini sudah benar
dikarenakan arah simpangan jarum galvanometer selalu berlawanan dengan arus
induksi yang ditimbulkan oleh medan magnet yang didekatkan pada kumparan.
V. SIMPULAN
Arah
arus induksi dalam suatu penghantar (kumparan) menentang arah medan magnet yang
menimbulkannya. Gaya gerak listrik (ggl) terjadi pada saat suatu kumparan
mengalami perubahan medan magnet. Ggl akan menghasilkan arus listrik yang bisa
dibaca pada Galvanometer. Dengan mendekatkan magnet pada kumparan akan
menimbulkan arus listrik dan dengan melakukan gerakkan naik turun pada maknet
secara perlahan ataupun cepat akan terjadi perubahan fluks magnetik serta akan
menyebabkan arus induksi yang membuat jarum galvanometer bergerak. Pada
percobaan dengan memasukkan kutub utara magnet kekumparan arah simpangan jarum
galvanometer kekanan, berarti menentang arah arus yang dimiliki oleh magnet.
Dapat dinyatakan bahwa ujung kumparan adalah kutub utara. Dan dengan memasukkan
kutub selatan pada kumparan simpangan jarum galvanometer ke kiri, dapat
diketahui pula bahwa ujung kumparan adalah kutub utara.
UCAPAN TERIMAKASIH
Saya
mengucapkan terimakasih kepada asisten praktikum Azas Lenz yaitu Bastomi
Saputra yang memberikan bimbingan saat melalukan praktikum. Serta kepada
teman-teman satu kelompok yang telah bekerja sama dengan baik dalam
menyelesaikan percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Giancoli, Dougles. 1998. Fisika
Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga
[2] Halliday, Resnick. 0. Dasar-Dasar
Fisika Versi Diperluas Jilid 2. Tangerang : BINARUPA AKSARA Publisher
[3] Sears, Zemansky. 1999. Fisika
Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta : Erlangga
[4] Sri Handayani dan Ari Damari.
2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta : Depdiknas
[5] Tim Dosen Pendidikan Fisika. 2015.
Modul Praktikum Fisika Dasar II. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat
[6] Tipler. 1991. Fisika untuk Sains
dan Teknik. Jakarta : Erlangga