Jumat, 20 Maret 2015

Praktikum Difraksi Gelombang Cahaya (GO4)

Difraksi Gelombang Cahaya
(GO4)

Desy Novitasari., M. Hifni Fansi., Abidatul Khairiyah., Rivca Anissa., Ramona Ariani., M. Alfi Nugraha.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ipa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat
Jl.
Kayu tangi dua jalur utama, Banjarmasin 70124 Indonesia
e-mail:
desy.sarinovita@gmail.com

                AbstrakPercobaan difraksi gelombang cahaya bertujuan untuk menyelidiki terjadinya difraksi dan interferensi cahaya, serta menentukan panjang gelombang cahaya lampu. Metode yang digunakan adalah mengukur jarak kisi kelayar dan jarak terang pusat dengan terang pusat berikutnya. Panjang gelombang yang diperoleh pada percobaan tanpa filter sebesar ((0,050 ± 0,003)10-5m;(0,51 ± 0,01)10-5m; (0,420 ± 0,007)10-5m). Menggunakan filter warna merah, hijau, biru sebesar ((0,080 ± 0,003)10-5m;(0,060 ± 0,003)10-5m;(0,050 ± 0,003)10-5m) nilai tersebut belum sesuai dengan nilai teoritis yaitu ((620-750)10-9m; (495-570) 10-9m;(450-495) 10-9m). Karena terjadi kesalahan dalam membaca alat ukur dan kurang telitinya pengamat saat percobaan.

                Kata KunciDifraksi, innterferensi, panjang gelombang, filter warna

I.  PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari cahaya tentu sangat diperlukan untuk  membantu aktivitas kehidupan bagi  makhluk hidup. Cahaya yang sangat diperlukan makhluk hidup dibumi ini terutama adalah cahaya matahari. Bahkan tanpa cahaya matahari makhluk hidup akan mati, karena energi bersumber dari cahaya matahari. Dan cahaya juga membantu kita untuk dapat melihat alam disekitar kita. Cahaya merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi mata manusia. Cahaya memiliki sifat-sifat gelombang secara umum, antara lain ialah difraksi dan interferensi cahaya. Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan terjadi jika cahaya melalui celah yang sangat sempit. Kita dapat melihat gejala ini dengan mudah pada cahaya yang melewati sela jari-jari yang kita rapatkan kemudian kita arahkan pada sumber cahaya yang jaraknya jauh seperti pada bohlam, dan lampu neon. Dan interferensi cahaya terjadi jika dua berkas cahaya yang memiliki frekuensi sama dan beda fase yang tetap (koheren) mengenai suatu titik secara bersamaan. Misalnya pada CD atau gelembung sabun terdapat warna warni itu adalah akibat interferensi diantara cahaya yang direfleksikan dari permukaan depan danpermukaan belakang CD ataupun sabun.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat diambil rumusan masalah yaitu “bagaimana terjadinya difraksi dan interferensi cahaya, serta bagaimana menentukan panjang gelombang cahaya lampu ?”.
Adapun tujuan dari percobaan ini ialah menyelidiki terjadinya difraksi dan interferensi cahaya, serta menentukan panjang gelombang cahaya lampu.

II.                   KAJIAN TEORI

                Difraksi adalah pelenturan suatu gelombang. Berarti difraksi cahaya dapat didefinisikan sebagai pelenturan cahaya yaitu saat suatu cahaya melaui celag maka cahaya dapat terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Dan memiliki sifat seperti cahaya baru sifat-sifat difraksi pada cahaya ini dapat dibuktikan dengan melihat pada interferensi yang terjadi pada interferensi yang terjadi pada layar saat dipasang dibelakang celah.
                Kisi difraksi bermanfaat untuk mengukur panjang gelombang cahaya, yang terdiri dari sejumlah besar garis atau celah yang berjarak sama pada permukaan datar. Kisi demikian dapat dibuat dengan memotong alur-alur sejarak dan berjarak sama pada kaca atau plat logam dengan mesin penggaris peresisi. Dengan kisi pantul, cahaya dipantulkan dari punggung diantara garis. Piringan hitam memperlihatkan sedikit sifat kisi pantul pada kisi tembus, cahaya lewat melalui celah bening diantara garis kisi elastik murah dengan 10.000 atau lebih celah persentimeter adalah hal yang lazim. Jakar antara celah dalam kisi dengan 10.000 celah persentimeter ialah[5]

                                 ............(1)
               
Secara umum, difraksi terjadi jika gelombang melalui bukaan (apeture) atau mengingkari suatu penghalang. Sebagai contoh jika sebuah benda tak tembus cahaya diletakan diantara sumber cahaya dan layar, akan tampak batas antara daerah bayang-b        ayang dan daerah terang tidak terpisah secara jelas. Dari pengamatan, ada derah batas tersebut menunjukan adanya garis-garis atau pita-pita terang gelap yang berurutan dalam daerah bayang-bayang (Gambar 1.1). Hubungan antara intensitas dan posisi relatif terhadap tepi penghalang ditunjukan pada gambar 1.1

Gambar 1. difraksi cahaya oleh penghalang
Keterangan :  [a] pita-pita terang dan gelap pada layar
                     [b] intensitas pada pita-pita terang dan gelap sebagai fingsi jarak


Pada prinsipnya intensitas pola difraksi disuatu titik dalam ruang dapat dihitung dengan prinsip Huygens, yaitu setiap titik pada muka gelombang dapat dipandang sebagai pusat-pusat gelombang baru.
Berdasarkan prinsip Huygens setiap bagian dari celah dapat dianggap sebagai sumber gelombang, sehingga cahaya dari suatu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian lain pada celah dan intensitas cahaya pada celah bergantung pada sudut . Untuk menentukan hasil pola difraksi pada layar biasanya celah dianggap terdiri atas dua bagian pertama dengan lebar    pula. Selanjutnya semua gelombang yang berasal dari celah dianggap sefase.


Gambar 1.2 Difraksi cahaya oleh celah tunggal yang sempit, dengan lebar

Perhatikan gelombang 1 dan 3 yang masing-masing berasal dari tepi dan pusat celah. Sesampainya dititik pengamat, gelombang 1 menempuh jarak lebih jauh dari gelombang 3 sebesar . Demikian pula beda lintasan gelombang 2 dan 4 juga sebesar . Jika beda lintasan tersebut tepat sama dengan setengah panjang gelombang kedua gelombang akan berinterferensi minimum. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gelombang-gelombang yang berasal dari bagian pertama setengah celah akan berinterferensi minimum dengan gelombang-gelombang yang berasal dari bagian kedua setengah celah, jika :

               ..........(2.1)

Atau

                  ...........(2.2)
Dengan penalaran serupa, secara umum hasil interferensi minimum terjagi jika   dan seterusnya yang terjadi dengan bertambahnya . Secara singkat hal tersebut untuk pola difraksi adalah :[2]
                     ............(2.3)

(

Dengan syarat :                  

Salah satu karakteristik yang sangat penting dari gerak gelombang adalah gejala interfernsi, yang terjadi bila dua atau lebih gelombang bergerak dalam ruang dan waktu yang bersamaan. Secara umum interferensi dapat diartikan sebagai perpaduan dua atau lebih gelombang yang hasilnya dapat saling memperkuat atau melemahkan.[2]
Interferensi konstruktif (saling menguatkan) terjadi bila pada tiap titik, gelombang-gelombang tersebut sefase. Hasil: peningkatan resultan amplitudo. Interferensi destruktif (saling melemahkan) terjadi bila pada titik gelombang-gelombang tersebut tidak sefase. Hasilnya : penurunan resultan amplitudo.[3]
Penelitian mengenai interferensi cahaya dilakukan oleh Thomas Young. Young melewatkan cahaya matahari melalui lubang kecil (S0) yang dibuat pada layar A. Sinar yang keluar melebar karena adanya difraksi dan jatuh pada lubang kecil (S1 dan S2) yang dibuat pada layar B. Dari sini kemudian diteruskan kelayar C. Perhatikan gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1 skema percobaan Young

Ditinjau dua berkas cahaya dari S1 dan S2 yang jatuh dititik P, seperti pada gambar 2.1. S1 dan S2 dapat dianggap optis kedua adalah :

         ..........(3)

Dengan

                       ..........(4)

Pada titik P akan terjadi pita terang  jika berkas cahaya yang jatuh memiliki fase yang sama atau kelipatan bulat panjang gelombang ( dengan demikian jarak titik P dari pusat terang O adalah :

                                 ..........(5)

Keterangan : 
      

Pada titik P akan terjadi pita gelap jika berkas cahaya yang jatuh memiliki beda fase setengah periode atau selisih lintasan optis kelipatan ginjal setengah panjang gelombang. Sehingga persamaan (5) menjadi :

                          ..........(6)

Pola pita terang dan gelap pada interferensi cahaya akan lebih mudah diamati dengan menggunakan grafik intensitas cahaya seperti gambar 2.2 dibayah ini.[4]

Gambar 2.2 pola intensitas cahaya pada peristiwa intenferensi cahaya.


Menurut optika geometrik bila sebuah benda tak tembus cahaya ditempatkan diantara sumber cahaya titik dan layar. Maka bayangan benda itu membentuk sebuah garis tajam yang sempurna. Sama sekali tidak ada cahaya menumbuk layar itu dititk-titik dalam bayangan tersebut dan kawasan diluar bayangan itu diterangi hampir secara homoge. Sifat gelombang dari cahaya menyebabkan efek yang tidak dapat dipahami dengan model optika geometrik yang sederhana. Segolongan efek penting seperti itu terjadi bila cahaya menumbuk sebuah celah atau tepi. Pada interferensi yang dibentuk pada situasi seperti itu dikelompokan didalam topik difraksi.[1]
                Meskipun spektrum optik adalah spektrum yang kontinu sehingga tidak ada batas yang jelas antara satu warna dengan warna lainnya, tabel berikut memberikan batas kira-kira untuk warna-warna spectrum.[6]

Tabel hubungan warna spektrum dan panjang gelombang

II. METODE PERCOBAAN
                Pada percobaan difraksi gelombang cahaya dibutuhkan peralatan seperti Bola lampu 5 W, dudukan optik, mistar ukur, kisi difraksi (100 mm, 300 mm, 600 mm), filter (merah,hijau,biru), rel optik, fokus lensa , kabel penghubung, dan power supplay. Seperti pada gambar 3 berikut.
               
Pada percobaan difraksi gelombang cahaya dapat diambil suatu rumusan hipotesis yaitu “jika tetapan kisi diperbesar maka panjang gelombang cahaya juga semakin besar, dan panjang gelombang cahaya pada filter merah lebih besar dari panjang gelombang cahaya filter hijau dan biru.
                Percobaan kali ini meliputi dua kegiatan yaitu kegiatan I yaitu percobaan difraksi cahaya tanpa menggunakan filter dan kegiatan II percobaan difraksi cahaya dengan menggunakan filter. Pada kegiatan I telah dengan identifikasi dan definisi operasional variabel yaitu variabel yang dimanipulasi adalah kisi difraksi (N) yaitu dengan mengubah kisi difraksi N sebesar 100 mm, 300 mm, dan 600 mm. Variabel responnya adalah jarak titik P dan titik terang berikutnya dari titik terang pusat (y) yaitu dengan mengukur jarak titik P dan titik terang berikutnya dari titik terang pusat y, dan dengan variabel kontrol jarak kisi ke layar (L), fokus lensa (f), dan bola lampu yaitu menetapkan jarak kisi kelayar sebesar 17 cm, fokus lensa , dan menggunakan bola lampu 5 watt. Dan pada kegiatan II identifikasi dan definisi operasional variabel yang digunakan yaitu dengan variabel manipulasinya filter warna yaitu dengan mengubah-ubah filter warna merah, hijau, dan biru, variabel yang direspon yaitu jarak titik P dan titik terang berikutnya dari titik terang pusat y, dan dengan variabel kontrol kisi difraksi, orde K dan jarak kisi ke layar yaitu dengan menetapkan kisi difraksi 100 mm-1, dengan orde K=1 dan jarak kisi ke layar sebesar 17 cm.
                Percobaan dimulai dengan alat-alat yang disusun seperti Gambar 3.2.

Memasang dudukan optik pada rel optik, serta memasang lampu, fokus lensa, dan layar pada dudukan optik terlebih dahulu. Menghubungkan power supplay pada sumber arus listrik dalam keadaan power off, kemudian memasang kabel penghubung pada power supplay dengan lampu. Menekan tombol power on pada power supplay. Sebelum kisi dipasang terlebih dahulu mengatur jarak lampu dengan lensa sehingga dalam keadaan fokus yaitu terjadi bayangan tajam dari filamen lampu yang tampak pada layar. Mengusahakan agar filamen lampu vertical, seperti pada gambar 3.3 berikut ini.



Gambar 3.3. spektrum warna


Pada kegiatan I Memasang kisi tanpa filter warna diantara lensa dan layar, akan muncul spektrum warna seperti pada gambar 3.3. Agar tampak spektrum warna yang tajam, menggeser-geser kedudukan kisi. Kemudian mengukur jarak kisi ke layar (L) dan mengukur jarak terang pusat dan terang berikutnya yang persis dengan warna lampu (y) menggunakan mistar. Mencatat hasil pengukuran pada tabel 1. Menggulangi kegiatan I dengan menggunakan tetapan kisi yang berbeda.

Pada kegiatan II  memasang kisi dengan filter warna, dengan tetapan kisi yang sama yaitu 100 mm-1. Kemudian, sama seperti pada kegiatan I akan tampak spektrum warna. Selanjutnya melakukan hal yang sama dengan kegiatan I dan mencatat hasil pengukuran pada tabel 2. Serta mengulangi kegiatan II dengan filter hijau dan biru.

               
                Setelah dilakukan percobaan dan diperoleh hasil dari panjang gelombang setiap percobaan pada kegiatan I dan kegiatan II dapat diperoleh ketidakpastian panjang gelombang dengan menggunakan persamaan berikut ini.

    .............(6)
III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

                Pada percobaan difraksi gelombang cahaya untuk menyelidiki terjadinya difraksi dan interferensi cahaya, serta menentukan panjang gelombang cahaya lampu. Selama percobaan, untuk mengukur jarak menggunakan mistar dengan nilai skala ukur sebesar 0,1×10-2m dan ketidakpastian sebesar 0,05×10-2m. Pada percobaan kali ini telah diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 1. Difraksi tanpa filter
No
d (meter)
(L ± 0,05)10-2 meter
(y ± 0,05)10-2 meter
Orde (K)
1
1 × 10-5
17,00
0,90
1
2
3 × 10-5
17,00
2,90
1
3
2 × 10-5
17,00
3,60
1

Tabel 2. Difraksi menggunakan filter
No
Warna filter
d (meter)
(L ± 0,05) 10-2 meter
(y ± 0,05) 10-2 meter
Orde (K)
1
Merah
1 × 10-5
17,00
1,30
1
2
Hijau
1 × 10-5
17,00
1,10
1
3
biru
1 × 10-5
17,00
0,90
1

 Berdasarkan tabel data di atas yaitu pada kegiatan I difraksi tanpa filter, yang menggunakan kisi difraksi 100 garis/mm, 300 garis/mm, dan 600 garis/mm. Sehingga tetapan kisi difraksi yang diperoleh melalui persamaan 1 secara berturut-turut sebesar 1×10-5m, 3×10-5m, 2×10-5m. Selama percobaan, kita perlu memperoleh spektrum yang tajam pada layar dengan cara memfokuskan cahaya pada lensa  dan dengan menggeser-geser kedudukan kisi terhadap layar. Pada percobaan pertama menggunakan kisi difraksi 100 garis/mm dengan jarak kisi ke layar sebesar (17,00 ± 0,05)10-2m dan orde 1 diperoleh jarak antara terang pusat dengan terang berikutnya sebesar (0,90±0,05)×10-2m. Sehingga diperoleh panjang gelombang dengan menggunakan persamaan 5 sebesar (0,050 ± 0,003)10-5m, dengan kesalahan relatif sebesar 5,8% sehingga derajat kepercayaan yang diperoleh sebesar 94,2%. Pada percobaan kedua menggunakan kisi difraksi 300 garis/mm dengan jarak kisi kelayar dan orde yang tetap diperoleh jarak antara terang pusat dengan terang berikutnya sebesar (2,90 ± 0,05)10-2m. Sehingga diperoleh panjang gelombang sebesar (0,51 ± 0,01)10-5m, dengan kesalahan relatif sebesar 2% sehingga derajat kepercayaan yang diperoleh sebesar 98%. Pada percobaan ketiga menggunakan kisi difraksi 600 garis/mm dengan jarak kisi ke layar dan orde yang juga sama seperti percobaan sebelumnya diperpleh jarak terang pusat dengan terang berikutnya sebesar (3,60 ± 0,05)10-2m. Sehingga diperoleh panjang gelombang sebesar (0,420 ± 0,007)10-5m dengan kesalahan relatif sebesar 1,68% sehinggan diperoleh derajat kepercayaan sebesar 98,32%.
                Pada kegiatan II difraksi menggunakan filter warna yaitu warna merah, hijau, dan biru dengan kisi difraksi 100 garis/mm selama percobaan sehingga diperoleh tetapan kisi sebesar 10-5m. Serta menggunakan jarak kisi ke layar dan orde yang sama seperti pada kegiatan I. Percobaan pertama menggunakan filter warna merah telah diperoleh jarak terang pusat dengan terang berikutnya sebesar (1,30 ± 0,05)10-2m. Sehingga dengan persamaan 5 diperoleh panjang gelombang sebesar (0,080 ± 0,003)10-5m, dengan kesalahan relatif sebesar 4,1% sehingga diperoleh derajat kepercayaan sebesar 95,9%. Pada percobaan kedua menggunakan filter warna hijau dengan tetapan kisi, jarak kisi ke layar, dan orde yang sama seperti pada percobaan sebelumnya telah diperoleh jarak terang pusat dengan terang berikutnya sebesar (1,10 ± 0,05)10-2m. Panjang gelombang yang diperoleh sebesar (0,060 ± 0,003)10-5m dengan kesalahan relatifnya sebesar 4,8% sehingga derajat kepercayaan yang diperoleh sebesar 95,2%. Pada percobaan ketiga menggunakan filter warna biru dengan tetapan kisi, jarak kisi ke layar, dan orde yang juga sama seperti dua percobaan di atas telah diperoleh jarak terang pusat dan terang berikutnya sebesar (0,90 ± 0,05)10-2m. Dan diperoleh panjang gelombang sebesar (0,050 ± 0,003)10-5m, dengan kesalahan relatif sebesar 5,8% sehingga diperoleh derajat kepercayaan sebesar 94,2%.
                Berdasarkan hasil percobaan, pada kegiatan I difraksi tanpa menggunakan filter berdasarkan teori benar  bahwa jika tetapan kisi diperbesar maka panjang gelombang akan semakin besar. Dan pada kegiatan II, berdasarkan urutan warnanya benar bahwa panjang gelombang filter warna merah lebih besar dari filter warna hijau, dan kemudian biru dengan panjang gelombang yang kecil. Akan tetapi, berdasarkan nilai teoritisnya percobaan kali ini masih belum sesuai dengan nilai teoritis panjang gelombang filter warna merah, hijau, dan biru secara berturut-turut yaitu sebesar (620-750)10-9m, (495-570) 10-9m, dan (450-495) 10-9m. Ketidaksesuaian panjang gelombang hasil percobaan dengan nilai teoritis dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya ketidaktelitian dalam membaca alat ukur dan  kesulitan dalam mengatur fokus lensa untuk memperoleh cahaya yang tajam sehingga jarak antara terang pusat dengan terang berikutnya yang terbentuk pada layar kurang jelas dan terdapat bayang-bayang diantara terang pusat dengan terang berikutnya sehingga mempengaruhi pengukuran. Akan tetapi, pada percobaan kali ini kondisi alat optik yang digunakan dalam keadaan yang cukup baik, karena dari beberapa percobaan yang telah dilakukan kesalahan relatif yang diperoleh berkisar dibawah 10 %.
                Dalam percobaan difraksi gelombang cahaya, selain dapat mengamati tentang panjang gelombang, praktikum ini juga dapat mengamati peristiwa terjadinya difraksi dan interferensi sekaligus dikarenakan pada saat percobaan menggunakan kisi difraksi yang juga merupakan alat untuk menghasilkan spektrum cahaya dengan menggunakan difraksi dan interferensi. Seperti yang diketahui sebelumnya kisi difraksi merupakan celah sempit yang berjarak sama pada permukaaan datar. Dapat diartikan bahwa pembelokan gelombang saat melalui celah sempit seperti yang telah dilihat saat percobaan.
                Peristiwa difraksi dapat diamati pada saat lampu dinyalakan, maka cahaya akan mengenai lensa cembung dengan fokus 5 cm. Cahaya yang datang mengenai lensa cembung akan difokuskan pada satu titik dan diteruskan ke layar. Terfokusnya cahaya pada satu kisi difraksi sebelum diteruskan ke layar merupakan bukti terjadinya difraksi cahaya. Karena hamburan cahaya dari lampu dapat dibelokkan dan difokuskan di satu titik pada kisi difraksi.

IV. KESIMPULAN

                Difraksi cahaya terjadi karena suatu gelombang cahaya melalui celah kecil dimana lebar celah lebih kecil dibandingkan gelombang sehingga gelombang cahaya akan dipantulkan oleh sisi-sisi celah yang mengakibatkan gelombang cahaya atau sinar berbelok sedangkan interferensi adalah peristiwa penggambungan cahaya dimana saat fase gelombang sama maka kedua gelombang akan saling membangun sehingga terjadi interferensi konstruktif sedangkan jika kedu fase gelombang tidak sama akan terjadi interferensi destruktif (saling menghancurkan).
     Panjang gelombang cahaya lampu dapat diperoleh dengan persamaan 5. Pada kegiatan I difraksi tanpa filter telah diperoleh panjang gelombang pada tiga kali percobaan sebesar  (0,050 ± 0,003)10-5m,  (0,51 ± 0,01)10-5m, dan (0,420 ± 0,007)10-5m. Berdasarkan tetapan kisinya benar bahwa nilai panjang gelombang tersebut akan semakin besar apabila tetapan kisi diperbesar. Pada kegiatan II difraksi menggunakan filter warna merah, hijau, dan biru panjang gelombang yang diperoleh adalah sebesar (0,080 ± 0,003)10-5m, (0,060 ± 0,003)10-5m, dan (0,050 ± 0,003)10-5m. Nilai tersebut belum sesuai dengan nilai teoritis pada filter merah, hijau, dan biru sebesar (620-750)10-9m, (495-570) 10-9m, dan (450-495) 10-9m. Akan tetapi, berdasarkan urutan warna filter yang menghasilkan panjang gelombang dari yang besar hingga terkecil, percobaan kali ini benar bahwa
merahhijaubiru.

UCAPAN TERIMAKASIH

     Saya mengucapkan terimakasih kepada asisten praktikum difraksi gelombang cahaya (GO4) yaitu Muhammad Alfi Nugraha yang memberikan bimbingan saat melalukan praktikum. Serta kepada teman-teman satu kelompok yang telah bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan percobaan ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1]   Freedman dan Young. 2000. Fisika Universitas Jilid 2. Bandung : Erlangga.
[2]   Soeharto. 1992. Fisika Dasar II. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
[3]   Suherman. 2012. Inti Sari Fisika untuk SMA. Bandung : Epsilon Grup.
[4]   Sukaryadi.2009. Kompetensi Fisika untuk SMA. Klaten : PT. Macan Jaya Cemerlang.
[5]   Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.
[6]   Thomas J. Bruno, Paris D. N. Svoronos. “CRC Handbook of Fundamental Spectroscopic Correlation Charts”. CRC Press, 2005.  Diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrum_kasat_mata pada kamis 19 Maret 2015 pukul 12.46 WITA








                                                 


1 komentar:

  1. Spin Casino Review and Bonus
    The first thing to know about Spin Casino is how luckyclub and where to play, not only as a casino or a gambling house but also as an online Casino: Spin Casino Rating: 4 · ‎Review by LuckyClub

    BalasHapus