CEPAT RAMBAT GELOMBANG
TRANSVERSAL
(GO1)
|
Desy Novitasari., M. Hifni Fansi., Abidatul
Khairiyah., Rivca Anissa., Ramona Ariani., Putrie Aprilia Lestari.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ipa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Jl. Brigjend Hasan Basri Komplek Kayu Tangi Dua Jalur Utama Kost Diana, Banjarmasin 70124 Indonesia e-mail: desy.sarinovita@gmail.com |
Abstrak—Percobaan cepat
rambat gelombang transversal bertujuan untuk menentukan cepat rambat gelombang
transversal pada tali. Metodenya adalah merangkai alat, mengeser-geser
vibrator, dan mengukur panjang gelombang. Kegiatan I diperoleh hasil dengan
persamaan 6 sebesar (39,5; 43,5;44,5) m/s dan persamaan 7 sebesar {(3,50 ±
0,44)×101m/s, (4,10 ± 0,52)×101m/s, dan (4,60 ± 0,59)×101m/s}.
Kegiatan II diperoleh hasil sebesar (44; 36,25)m/s. Dan {(4,80 ± 0,27)×101m/s
dan (3,50 ± 0,44)×101m/s}. Perbedaan hasil antara persamaan 6 dan 7
dikarenakan ketidaktelitian membaca alat ukur, kondisi alat, dan kesulitan
melihat gelombang yang mantap.
Kata Kunci—Difraksi, gelombang transversal, cepat rambat gelombang, vibrator.
I.
PENDAHULUAN
Gelombang merupakan suatu getaran
yang merambat, dalam perambatannya gelombang membawa energi. Dengan kata lain,
gelombang merupakan getaran yang merambat dan getaran sendiri merupakan sumber
gelombang. Jadi, gelombang adalah getaran yang merambat dan gelombang yang
bergerak akan merambatkan energi (tenaga). Seperti gelombang yang merambat
sepanjang tali yang terentang lurus bila tali digerakkan naik turun. Jika kita
menggetarkan ujung tali yang terentang, maka gelombang akan merambat sepanjang
tali tersebut. Gelombang pada tali ini salah satu contoh gelombang mekanik
yaitu gelombang yang perantaranya memerlukan medium. Dan berdasarkan arah
rambatan dan getarannya gelombang pada tali ini termasuk pada gelombang
transversal yaitu gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan arah
getarannya.
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu “Bagaimana
hubungan massa beban dengan panjang gelombang, dan bagaimana hubungan jenis
tali dengan panjang tali ?”
Adapun
tujuan dari percobaan kali ini yaitu “menentukan cepat rambat gelombang
transversal pada tali.”
II.
KAJIAN TEORI
Apabila
tali sangat panjang, kita dapat mengambilnya menjadi panjang tak hingga, kita
dapat membentuk sebuah gelombang berjalan dari sebarang frekuensi. Namun,
apabila tali yang diregangkan itu hanya memiliki panjang terhingga, mungkin
karena tali terapit keras pada kedua ujungnya, kita hanya dapat membentuk
gelombang berdiri pada tali itu.[1]
Gelombang
secara umum memiliki karakteristik atau sifat – sifat sebagai berikut :
a.
Dapat
dipantulkan (refleksi)
b.
Dapat dibiaskan (refraksi)
c.
Dapat dipadukan (interferensi)
d.
Dapat dilenturkan (difraksi)
e.
Dapat dipolarisasikan (diserap oleh
getaran)[2]
Suatu kawat
diberi beban berupa suatu benda. Berat benda ini akan memberikan gaya tarik T
pada kawat Massa kawat persatuan panjang M, dapat diukur. Jika ujung yang lain
digetarkan, maka mula – mula pada kawat akan menjalar gelombang dengan
kecepatan
...................................(1)
Jika
sumber getaran mempunyai frekuensi f, maka frekuensi sudut gelombang tali
adalah
....................................(2)
Dan panjang
gelombangnya dapat dihitung dari hubungan[3]
....................................(3)
Hukum melde mempelajari tentang besaran – besaran yang mempengaruhi cepat rambat gelombang transversal pada tali. Melalui percobaannya, medle menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akar massa persatuan panjang dawai. Percobaan medle digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang transversal dalam dawai. Perhatikan gambar dibawah ini.
Gambar 1.
Percobaan Melde
Pada salah satu
ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus lagi kuat.
Kawat halus tersebut di tumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban,
misalnya sebesar gram. Garpu tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus
menerus, hingga amplitudo yang ditimbulkan oleh garpu tala konstan. Untuk
menggetarkan ujung kawat A dapat pula dipakai alat vibrator.[4]
Gambar 2.
Gelombang Transversal
Puncak
gelombang adalah titik-titik tertinggi pada gelombang (misal b dan f)
Dasar
gelombang adalah titik-titik terendah pada gelombang (misal d dan h)
Bukit
gelombang adalah lingkungan abc atau cgf sedangkan lembah gelombang adalah
cekungan cdc atau ghi.
Amplitudo
adalah nilai mutlak simpangan terbesar yang dapat dicapai partikel (bb1
dan bb2).
Panjang
gelombang (l) adalah jarak antara dua puncak
berurutan (misal bf) atau jarak antara dua dasar berurutan (misal dh).
Periode
(T) adalah waktu yang diperlukan untuk menempati dua puncak yang berurutan atau
selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua dasar yang berurutan.[5]
Pada gelombang transversal, satu gelombang penuh terdiri atas satu
lembah dan satu bukit. Satu gelombang penuh terbentuk jika pada medium (slinki
atau tali) diberi satu getaran (t = T). Jarak waktu yang ditempuh dalam waktu
satu periode T dinamakan panjang gelombang l. Misalkan cepat rambat adalah v,
dengan menggunakan rumus.
Jarak diperoleh :
atau ..................................(4.1)
Dengan
Berdasarkan
persamaan di atas, frekuensi , sehingga diperoleh
hubungan :[6]
......................................(4.2)
III. METODE PERCOBAAN
Pada
percobaan cepat rambat gelombang transversal diperlukan peralatan seperti
Bidang datar berkatrol, vibrator, mistar ukur, power supplay, beban gantung,
neraca ohauss digital, kabel penghubung, tali nilon, dan tali benang.
Gambar 3.
Peralatan percobaan
Pada
percobaan kali ini telah dibuat rumusan hipotesis jika massa benda diperbesar
maka cepat rambat gelombangnya akan semakin besar. Dan semakin besar massa
jenis tali juga semakin besar cepat rambat gelombangnya.
Pada
percobaan kali ini dilakukan kegiatan I dan kegiatan II, yaitu pada Kegiatan I
dengan menyelidiki hubungan kecepatan gelombang dengan tali dan pada kegiatan
II dengan menyelidiki hubungan kecepatan gelombang dengan massa persatuan
panjang tali. Pada kegiatan I menggunakan identifikasi dan definisi operasional
variabel yaitu variabel manipulasi massa beban (mb), yaitu dengan
mengubah-ubah massa beban (mb) dengan menimbangnya menggunakan
neraca ohauss digital sebesar 50 gram, 70 gram, dan 90 gram. Variabel
kontrolnya adalah massa jenis tali, percepatan gravitasi, vibrator, power supplay, dan bidang datar
berkatrol, yaitu dengan menggunakan massa jenis tali (tali benang), percepatan
gravitasi sebesar 9,8 m/s2, vibrator, kabel penghubung, power supplay, dan bidang datar berkatrol yang
sama selama percobaan. Dan dengan variabel respon panjang gelombang yaitu mengukur panjang tali dari vibrator ke
katrol menggunakan alat ukur meteran. Dan pada kegiatan II menggunakan identifikasi dan definisi
operasional variabel yaitu variabel manipulasi massa jenis tali (mt),
yaitu dengan mengubah-ubah tali yang digunakan (tali nilon dan tali benang).
Dengan variabel kontrolnya menggunakan massa beban, tegangan, jumlah kabel
penghubung, power supplay, bidang datar berkatrol, vibrator,dan percepatan gravitasi, yaitu selama percobaan
menggunakan massa beban sebesar 50 gram,tegangan, jumlah kabel penghubung,
power supplay, bidang datar berkatrol, vibrator, dan percepatan gravitasi 9,8
m/s2 yang sama selama percobaan. Dan dengan variabel responnya panjang
tali, yaitu mengukuru panjang tali dari vibrator ke katrol menggunakan meteran.
Adapun
prosedur kerja dari percobaan kali ini, yaitu pada kegiatan I menyelidiki
hubungan kecepatan gelombang dengan tegangan tali. Pertama-tama mengambil
spotong benang sepanjang 1 meter yang diukur menggunakan meteran, kemudian
menimbang beban sebesar 50 gram, 70 gram, dan 90 gram menggunakan neraca ohauss
digital. Langkah selanjutnya adalah merangkai alat seperti pada gambar 4, yaitu
dengan mengikatkan salah satu ujung
benang pada vibrator, dan mengikatkan beban pada ujung satunya yang
kemudian digantung pada katrol.
Gamabar 4.
Rancangan percobaan
Kemudian menyalakan power supplay sehingga vibrator
bergetar. Untuk memperoleh gelombang yang mantap, yaitu dengan mengeser-geserkan
vibrator pada posisi maju atau mundur. Setelah diperoleh gelombang yang mantap,
tekan tombol off pada power supplay, kemudian mengukur panjang gelombang dari
vibrator ke katrol menggunakan meteran. Kemudian menentukan banyaknya simpul.
Dan mencatat hasil percobaan pada tabel 1. Mengulangi langkah-langkah tersebut
diatas dengan menggunakan massa beban yang berbeda.
Adapun
prosedur kerja pada kegiatan I yaitu menyelidiki hubungan kecepatan gelomabang
dengan massa persatuan panjang tali. Pertama-tama menyiapakan dua macam tali
dengan massa jenis yang berbeda yaitu tali nilon berukuran 3 meter dan tali
benang berukuran 1 meter, kemudian menimbang massa tali menggunakan neraca
ohauss digital, dan mencatat hasil pengukuran pada tabel 2. Kemudian merangkai
peralatan seperti pada gambar 4, dengan menggunakan tali benang terlebih
dahulu, yang kemudian digantungkan beban sebesar 50 gram. Berikutnya adalah
sama seperti percobaan pada kegiatan I, dan setelah mengukur panjang tali dari
vibrator ke katrol, mencatat hasil pengukuran percobaan pada tabel 3. Kemudian
melakukan kembali percobaan dengan menggunakan tali nilon.
Setelah
memperoleh tabel data, kemudian menghitung kecepatan gelombang menggunakan
persamaan 1 dan persamaan 3 pada kajian teori. Menghitung ketidakpastian cepat
rambat gelombang menggunakan persamaan berikut ini.
.............................(5)
IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada
percobaan cepat rambat gelombang transversal pengukuran menggunakan neraca
ohauss digital dengan ketelitian 0,1×10-3 gram dan meteran dengan
ketelitian 0,05×10-2 meter. Pada percobaan ini telah diketahui
frekuensi sebesar 50 Hz dan percepatan gravitasi sebesar 9,8 m/s2.
Dan berdasarkan hasil percobaan telah diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 1. Percobaan pada Kegiatan I
Frekuensi = 50 Hz
Percepatan gravitasi = 9,8 m/s
No
|
(mb±0,1)×10-3
kilogram
|
(L±0,05)×10-2 meter
|
Jumlah Simpul
|
(l±0,05)×10-2 meter
|
1
|
50,0
|
79,00
|
3
|
79,00
|
2
|
70,0
|
87,00
|
3
|
87,00
|
3
|
90,0
|
89,00
|
3
|
89,00
|
Tabel 2. Percobaan pada Kegiatan II
Jenis Tali
|
(L±0,05)×10-2 meter
|
(mt±0,1)×10-3
kilogram
|
Tali Nilon
|
300,00
|
0,8
|
Tali Benang
|
100,00
|
0,4
|
Tabel 3. Percobaan pada Kegiatan II
Massa beban = 50×10-3 kilogram
Jenis Tali
|
(L±0,05)×10-2 meter
|
Jumlah Simpul
|
Tali Nilon
|
88,00
|
2
|
Tali Benag
|
72,50
|
2
|
Berdasarkan tabel data hasil
percobaan cepat rambat gelombang transversal tersebut di atas pada kegiatan I
yaitu menyelidiki hubungan kecepatan gelombang dengan tegangan tali. Pada
kegiatan I ini massa jenis tali yang digunakan adalah tetap yaitu tali benang
dengan massa tali 0,4×10-3 kilogram dan panjang tali sebesar 1 meter.
Pada percobaan pertama menggunakan massa beban sebesar (50,0 ± 0,1)×10-3
kilogram, percobaan kedua dengan massa beban sebesar (70,0 ± 0,1)×10-3 kilogram, dan
percobaan ketiga dengan massa beban sebesar
(90,0±0,1)×10-3 kilogram
dengan 3 simpul diperoleh panjang gelombang secara berurutan sebesar
(79,00 ± 0,05)×10-2 meter, (87,00 ± 0,05)×10-2 meter, dan
(89,00 ± 0,05)×10-2 meter. Berdasarkan hasil tersebut, cepat rambat
gelombang transversal dapat diperoleh melalui dua persamaan, yaitu sebagai
berikut.
.....................(6)
Dimana v =
cepat rambat gelombang (m/s)
l = panjang gelombang (m)
f = frekuensi (Hz)
Dan
.....................(7)
Dimana mb = massa beban (kg)
g = percepatan
gravitasi (m/s2)
L = panjang tali (m)
mt
= massa tali (kg)
Berdasarkan persamaan tersebut dengan menggunakan
persamaan 6 telah diperoleh cepat rambat gelombang pada ketiga percobaan secara
berurutan sebesar 39,5 m/s; 43,5 m/s; dan 44,5 m/s. Dapat dilihat dari hasil
perhitungang tersebut diatas massa beban sangat berpengaruh pada kecepatan
rambat gelombang transversal pada tali yang dikarenakan beban tersebut akan
menarik tali sehingga tali menjadi kencang. Dan tegangan pada tali juga akan
semakin besar jika massa beban yang digantung pada tali semakin besar. Semakin
besar tegangan tali yang terjadi karena pengaruh pemantulan gelombang yang
disebabkan oleh titik terikat pada vibrator dan pada beban gantung yang
menyebabkan amplitudo (simpangan maksimum) pantulan jauh lebih besar dari
amplitudo sumber dan karena itulah terjadi simpul-simpul pada tali saat
vibrator bergetar. Semakin besar massa beban maka resonansi akan semakin
sedikit, hal ini dapat dilihat pada tali/senar gitar diman semakin besar
tegangan senar maka suara yang ditimbulkan oleh senar akan semakin kecil karena
kurangnya resonansi pada tali.
Berdasarkan
hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa semakin besar massa beban maka semakin
besar tegangan tali dan semakin besar pula cepat rambat gelombangnya.
sehingga
Maka,
Jika
menggunakan persamaan 7 telah diperoleh hasil perhitungan cepat rambat gelombang
transversal sebanyak tiga kali percobaan. Pada percobaan pertama diperoleh
nilai cepat rambat gelombang sebesar (3,50 ± 0,44)×101m/s, dengan
kesalahan relatif sebesar 12,5 % sehingga diperoleh derajat kepercayaan sebesar
87,5 %. Pada percobaan kedua diperoleh nilai cepat rambat gelombang sebesar (4,10
± 0,52)×101m/s, dengan kesalahan relatifnya sebesar 12,6 % sehingga
diperoleh derajat kepercayaannya sebesar 87,4 %. Dan pada percobaan ketiga
diperoleh nilai cepat rambat gelombang sebesar (4,60 ± 0,59)×101m/s
dengan kesalahan relatifnya sebesar 12,6 % sehingga diperoleh derajat
kepercayaannya sebesar 87,4 %. Dapat dinyatakan pula bahwa rumusan hipotesis
yang telah dibuat itu benar.
Jika
dibandingkan, nilai perhitungan menggunakan persamaan 6 dan persamaan 7
hasilnya berbeda, seharusnya nilai yang diperoleh sama meskipun menggunakan
persamaan yang berbeda. Berdasarkan hasil tersebut dinyatakan bahwa percobaan
kali ini masih belum berhasil, seharusnya nilai cepat rambat gelombang yang
dihasilkan adalah sama nilainya. Perbedaan hasil ini dapat dikarenakan berbagai
faktor yaitu kesalahan pengamat dalam membaca alat ukur saat percobaan, atau
juga dikarenakan kemungkinan vibrator yang digunakan tidak bekerja dengan baik
sehingga mempengaruhi panjang pelombang yang diperoleh. Dapat dikatakan
demikian karena dari beberapa kali percobaan kesalahan relatif yang diperoleh lebih
dari 10 %.
Pada
kegiatan II yaitu menyelidiki hubungan kecepatan gelombang dengan massa
persatuan panjang tali.
Pada kegiatan II ini menggunakan massa beban yang
tetap yaitu sebesar (50,0±0,1)×10-3kilogram, dengan dua kali
percobaan menggunakan massa jenis tali yang berbeda yaitu tali nilon dan tali
benang. Percobaan pertama dilakukan dengan mengunakan tali nilon dengan panjang
tali sebesar (300,00±0,05)×10-2 meter dan massa tali sebesar (0,8±0,1)
×10-3kilogram, dengan panjang gelombang sebesar (88,00±0,05)10-2meter,
dan dengan frekuensi 50 Hz. Diperoleh cepat rambat gelombang dengan menggunakan
persamaan 6 sebesar 44 m/s dan dengan menggunakan persamaan 7 sebesar (4,80 ±
0,27)×101m/s, dengan kesalahan relatifnya 6,4% sehingga derajat
kepercayaannya sebesar 93,6%. Dan pada percobaan kedua menggunakan tali benang
sepanjang (100,00±0,05)10-2 meter dan massa tali sebesar (0,4±0,1)10-3
kilogram, dengan panjang gelombang sebesar (72,50±0,05)10-2meter dan
frekuensi gelombang sebesar 50 Hz. Dengan menggunakan persamaan 6 diperoleh
nilai cepat rambat gelombang sebesar 36,25 m/s. Dan dengan menggunakan
persamaan 7 telah diperoleh kecepatan gelombang sebesar (3,50 ± 0,44)×101m/s,
dengan kesalahan relatif sebesar 12,5% sehingga derajat kepercayaan yang
diperoleh sebesar 87,5 %. Sama seperti pada kegiatan I, terdapat perbedaan
hasil antara persamaan 6 dan persamaan 7. Perbedaan tersebut terjadi karena
ketidaktelitian dalam membaca alat ukur, dan kemungkinan vibrator yang tidak
bergetar secara baik, ataupun sulitnya dalam melihat gelombang stationer pada
tali sudah sempurna (jelas) atau tidak.
Selain massa benda yang berbanding lurus dengan
cepat rambat gelombang transversal, faktor lain yang memengaruhi adalah massa
tali dan panjang tali. “semakin besar massa tali maka makin kecil cepat rambat
gelombangnya” dan “semakin panjang tali yang digunakan semakin besar cepat
rambat gelombang.” Secara matematis dapat dinyatakan bahwa cepat rambat
gelombang pada tali sebanding dengan akar panjang tali, atau dapat dituliskan :
Dan cepat rambat gelombang berbanding terbalik
dengan akar massa tali atau dapat dituliskan :
Dan telah diketahui bahwa hasil bagi massa tali
dan panjang tali tersebut merupakan massa jenis tali itu sendiri.
V. SIMPULAN
Berdasarkan
hasil percobaan pada kegiatan 1 telah diperoleh hasil perhitungan cepat rambat
gelombang menggunakan persamaan 6 dalam
tiga kali percobaan secara berurutan sebesar 39,5 m/s; 43,5 m/s; dan 44,5 m/s. Dan dengan menggunakan persamaan 7
sebesar (3,50 ± 0,44)×101m/s, (4,10 ± 0,52)×101m/s, dan
(4,60 ± 0,59)×101m/s. Perbedaan hasil antara perhitungan menggunakan
dua buah rumus tersebut dikarenakan kesalahan saat membaca alat ukur dan alat
yang digunakan bekerja kurang baik, serta sulitnya melihat gelombang yang
mantap.
Pada
kegiatan II menggunakan dua jenis tali yaitu tali gelombang menggunakan
persamaan 6 sebesar 44 m/s dan 36,25 m/s. Dan dengan menggunakan persamaan 7
sebesar (4,80 ± 0,27)×101m/s dan (3,50 ± 0,44)×101m/s.
Perbedaan tersebut juga terjadi karena ketidaktelitian dalam membaca alat ukur,
dan kemungkinan vibrator yang tidak bergetar secara baik, ataupun sulitnya
dalam melihat gelombang stationer pada tali sudah sempurna (jelas) atau tidak.
Dalam
menentukan cepat rambat gelombang transversal dipengaruhi panjang gelombang (l), massa benda (mb) panjang tali (L) dan
massa tali (mt).
Semakin
besar massa beban, semakin besar cepat rambat
gelombang
Semakin
besar panjang gelombang, makin besar cepat rambat gelombang
Semakin panjang tali,
semakin besar cepat rambat gelombang
Semakin besar massa
tali, semakin kecil cepat rambat gelombang yang dihasilkan .
UCAPAN TERIMAKASIH
Saya mengucapkan
terimakasih kepada asisten praktikum cepat rambat gelombang ransversal (GO1)
yaitu Putrie Aprilia Lestari yang
memberikan bimbingan saat melalukan praktikum. Serta kepada teman-teman satu
kelompok yang telah bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Halliday, Resnick. Dasar-Dasar
Fisika Versi Diperluas. Tangerang : Binarupa Aksara Publisher.
[2] Abadi, Rinawan dan Risdiyani
Chasanah. 2010. Fisika Untuk SMA/MA. Jakarta : Intan Pariwara.
[3] Sutrisno. 1979. Fisika Dasar Jilid
II. Bandung : ITB.
[4] Fisikon.com. 2015. Percobaan Hukum
Melde. Di ambil dari http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=23:hukum-melde&catid=1:gelombang-mekanik&Itemid=68. Pada hari sabtu tanggal 4 april
2015.
[5] Kanginan, Marthen. 2006. Fisika
untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga.
[6] Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI.
Jakarta : Phibeta
good
BalasHapus