Hambatan Jenis Kawat
(LM1)
|
Desy Novitasari., M. Hifni Fansi., Abidatul
Khairiyah., Rivca Anissa., Ramona Ariani., Ika Sri Wahyuningsih.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ipa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Jl. Brigjend Hasan Basri Komplek Kayu Tangi Dua Jalur Utama Ujung Kost Diana, Banjarmasin 70124 Indonesia e-mail: desy.sarinovita@gmail.com |
Abstrak—Percobaan hambatan jenis kawat bertujuan untuk mengukur hambatan jenis
kawat dari beberapa bahan dengan panjang yang berbeda. Metode yang digunakan
mengukur kuat kuat arus dan tegangan pada kawat nikrom dan kawat tembaga. Hasil
percobaan hambatan jenis kawat pada nikrom sebesar {(0,20±0,02)10-1
Wm, (0,40±0,04)10-1 Wm, dan (0,80±0,08)10-1 Wm} dan pada tembaga sebesar
{(0,27±0,02)10-1 Wm, (0,39±0,04)10-1 Wm, dan (0,79±0,08)10-1 Wm}, hasil berbeda dengan nilai teoritisnya yaitu 100×10-8
Wm dan 1,68×10-6 Wm. Hal tersebut
dikarenakan ketidaktelitian saat praktikum dan kondisi alat yang kurang baik.
Kata Kunci—hambatan jenis, kuat arus, tegangan, nikrom, tembaga, Wm.
I.
PENDAHULUAN
D
|
alam kehidupan
sehari-hari, kita tidak pernah lepas dari benda-benda yang membutuhkan energi
listrik. Pada arus listrik yang mengalir terdapat hambatan jenis yang menentukan
besar kecilnya kuat arus listrik. Semakin besar hambatan listrik, maka semakin
kecil kuat arus yang mengalir. Kecenderung suatu bahan untuk melawan aliran
arus listrik disebut hambatan jenis. Apabila kita menerapkan beda potensial
yang sama di antara ujung batang tembaga dan kaca yang sama secara geometris,
perbedaan besar dari arus akan dihasilkan. Sifat konduktor yang masuk di sini
adalah hambatan-nya. Hambatan jenis kawat dari beberapa bahan pada temperatur
tertentu memiliki nilai yang berbeda.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut. “Bagaimana mengukur hambatan jenis kawat dari beberapa bahan dengan panjang dan
diameter berbeda?”.
Adapun tujuan dari percobaan kali ini adalah mengukur hambatan jenis
kawat dari beberapa bahan dengan panjang dan diameter yang berbeda.
II.
KAJIAN TEORI
Resistor atau hambatan
adalah suatu benda yang menghasilkan resistansi atau nilai hambatan. Resistor
dibuat dari suatu jenis bahan penghantar yang berguna untuk menghambat aliran
arus listrik. Resistor berfungsi sebagai penghntar kuat arus, pengatur tegangan
atau pembagi potensial listrik. Resstansi ditentukan oleh resistansi jenis atau
restivitas dan ukuran bahan resistor.[1]
Kita menentukan hambatan antara dua titik sembarang dari sebuah
konduktor dengan memberikan beda potensial V diantara titik-titik itu dan
mengukur arus I yang dihasilkan hambatan R kemudian adalah
...........................(1)
Satuan SI untuk
hmbatan yang diperoleh dari persamaan 1 adalah volt per ampere. Satuan ini
sering muncul sehingga kita memberinya suatu nama khusus, ohm W jadi, 1 ohm = 1 W = 1 volt
per ampere
= V/A
...........................(1.2)
Sebuah konduktor
yang fungsinya didalam suatu rangkaian menetpkan suatu hanbatan khusus disebut resistor. Kita menyatakan
sebuah resistor didalam suatu diagram rangkaian dengan simbol . Apabila
kita menulis persamaan 1 sebagai
...........................(1.3)
Kita melihat
bahwa “hambatan” adalah nama yang tepat untuk beda potensial yang diberikan,
semakin besar hambatan (untuk arus), semakin kecil arus.
Hambatan sebuah konduktor bergantung pada cara menerapkan didalam
beda potensial pada konduktor tersebut. Gambar 1.1 sebagai contoh, menunjukkan
beda potebsial yang diaplikasikan didalam dua cara berbeda pada konduktor yang
sama. Seperti yang dikesankan oleh garis alir rapat arus, arus didlam dua
kasus-oleh karena itu hambatan yang terukur- akan berbeda. Kecuali dinyatakan
lain, kita akanmenganggap bahwa sembarangbeda potensial yang diberikan
diaplikasikan seperti dalam gambar 1.1 berikut.
Gambar 1.1 dua cara penerapan
beda potensial untuk suatu batang konduksi. Konektor dianggap memiliki hambatan
yang dapat diabaikan. Apabila disusun seperti gambar (a), hambaan terukur lebih
besar dari pada ketika disusun seperti didalam (b).
Tabel 1. HAMBATAN JENIS DARI
BEBERAPA BAHAN PADA SUHU RUANGAN (200C)
BAHAN
|
HAMBATAN JENIS
r (W.m)
|
KOEFISIEN SUHU DARI HAMBATAN JENIS a (K-1)
|
Logam Khusus
|
||
Perak
|
1,62 × 10-6
|
4,1 × 10-3
|
Tembaga
|
1,69 × 10-6
|
4,3 × 10-3
|
Alumunium
|
2,75 × 10-6
|
4,4 × 10-3
|
Tungsten
|
5,25 × 10-6
|
4,5 × 10-3
|
Besi
|
9,68 × 10-6
|
6,5 × 10-3
|
Platina
|
10,6 × 10-6
|
3,9 × 10-3
|
Mangana
|
48,2 × 10-6
|
0,002 × 10-3
|
Semikonduktor Khusus
|
||
Silikon murni
|
2,5 × 10-3
|
-
10 × 10-3
|
Silikon tipe nb
|
8,7 × 10-4
|
|
Silikon tipe pc
|
2,8 × 10-3
|
|
Isolator Khusus
|
||
Kaca
|
1010 - 1014
|
|
Kuarsa Lumer
|
~1016
|
|
aSebuah aloy yang dirancang secara khusus untuk memiliki nilai a yang kecil.
bSilikon murni dikotori dengan pengotor fosfor untuk suatu rapat pembawa
muatan 1023 m-3.
cSilikon murni dikotori dengan pengotor alumunium untuk suatu rapat pembawa
sebesar 1023m-1.
Apabila kita mengetahui hambatan jenis dari sutu zat seperti
temabga, kita dapat menghitung hambatn
dari kawat panjang yang dibuat dari zat
tersebut. Anggap A adalah luas penampang melintang dari kawat, L adalah
panjangnya, dan beda potensial V berada diantara ujung-ujungnya (gambar 2). Apabila
garis arus seragam disepanjang kawat,
medan listrik dan rapat arus akan konstan untuk semua
titik didalam kawat dan dari persamaan berikut ini.
...........................(1.4)
Kemudian
digabngkan dengan persamaan berikut.
...........................(1.5)
Akan tetapi, V/I
adalah hambatan R,yang memungkinkan kita untuk
memasukan kembali peramaan 1.5 sebagai.
...........................(1.3)
Gambar 1.2 beda potensial V
diapliasikan diantara ujng sebuah kawat sepanjang L dan penampang melintang A,
menentukan arus I.[2]
Beberapa jenis
hambatan (resistance) yaitu:
-Hambatan dalam, yaitu hambatan dari sumber
arus/tegangan listrik dengan simbol V.
-Hambatan geser, yaitu merupakan resistor variabel. Hambatan yang
dapat diatur dengan cara menggeser
skalar menurut kehendak.
Gambar
2. Hambatan Geser
-Hambatan jenis, yaitu kecenderungan suatu bahan untuk
melawan aliran arus listrik, dengan simbol r (rho). Hambatan jenis adalah sifat dari suatu material pada suhu
tertentu yang menunjukkan besar hambatan pada suatu penghantar tiap satuan
waktu.[3]
Hambatan bervariasi dengan temperatur : jika sebuah kawat memiliki
hambatan R0 pada temperatur T0, maka hambatan R pada
temperatur T adalah
)
...........................(2.1)
Dimana a adalah koefisien temperatur hambatan dari bahan kawat. Biasanya a bervariasi dengan temperatur sehingga hubungan ini hanya berlaku
rentang temperatur yang kecil. Satuan a adalah K-1
atau oC. Hubungan yang sama berlaku untuk variasi hambatn jenis
dengan temperatur. Jika r0 dan r masing-masing adalah hambatan jenis
pada T0 dan T1 maka[4]
...........................(2.2)
Satuan SI dari
hambatan jenis adalah Ohm, yang sama sengan satu volt per ampere (1 W = 1 V/A). Kilo Ohm ( 1 KW = 103w)
dan mega Ohm (1 mW = 106w) juga lazim dipakai
untuk sebuah reisitor yang memenuhi hukum Ohm, sebuah grafik arus sebagai
fungsi dari sebuah potensial (tegangan) adalah garis lurus.[5]
Gambar 2. Hubungan tegangan
arus untuk, (a) sebuah resistor yang memenuhi hukum Ohm ; (b) sebuah dioda
ruang hampa; (c) sebuah diaoda semi konduktor. I sebanding dengan V hanya untuk
sebuah resisror yang memnuhi hukum Ohm.
III.
METODE PERCOBAAN
Pada
percobaan hambatan jenis kawat ini diperlukan bahan dan peralatan seperti 1 rol
kawat nikrom dan kawat tembaga, 6 buah kabel penghubung, 2 buah papan
rangkaian, 1 buah amperemeter, 1 buah volt meter, 1 buah micrometer sekrup, dan
sebuah power supplay.
Gambar 3.
Bahan dan peralatan percobaan
Adapun rumusan hipotesis
percobaan kali ini yaitu nilai hambatan jenis kawat (r) adalah tetap, dan tidak dipengaruhi oleh panjang
kawat, diameter kawat, tegangan dan kuat arusnya, namun hal itu bergantung pada
jenis kawat yang digunakan.
Pada
percobaan kali ini menggunakan dua jenis kawat yaitu nikrom dan tembaga. Adapun
identifikasi dan definisi operasional variabel pada percobaan ini yaitu
Kegiatan I menggunakan kawat Nikrom, variabel manipulasi yang digunakan adalah
panjang kawat (L) 44 cm, 28,5 cm, 14 cm. Variabel kontrolnya adalah jenis kawat
(r), diameter kawat (d), amperemeter, voltmeter,
sumber tegangan, dan luas penampang (A), yaitu dengan menetapkan jenis kawat
(nikrom), diameter kawat, amperemeter, voltmeter, sumber tegangan sebesar 3
volt, dan luas penampang kawat. Dan variabel yang direspon adalah tegangan (V)
dan kuat arus (I), yaitu dengan mengukur tegangan V menggunakan voltmeter dan
kuat arus I dengan amperemeter. Sedangkan pada Kegiatan II menggunakan kawat
tembaga, variabel manipulasi yang digunakan juga panjang kawat, yaitu
mengubah-ubah panjang kawat sebesar 44 cm, 28,5 cm, 14 cm. Dengan variabel
kontrol jenis kawat (r), diameter kawat (d),
amperemeter, voltmeter, sumber tegangan, dan luas penampang (A), yaitu dengan
menetapkan jenis kawat (nikrom), diameter kawat, amperemeter, voltmeter, sumber
tegangan sebesar 3 volt, dan luas penampang kawat. Dan variabel yang direspon
adalah tegangan (V) dan kuat arus (I), yaitu dengan mengukur tegangan V
menggunakan voltmeter dan kuat arus I dengan amperemeter.
Glambar 4.
Rangkaian percobaan
Adapun
prosedur kerja pada percobaan ini, pada kegiatan I yaitu menggunakan kawat
nikrom, pertama-tama merangkai alat seperti pada gambar 4. Yang kemudian
menghubungi pembimbing untuk memeriksa rangkaian tersebut. Jika sudah benar,
selanjutnya menyalakan power supplay pada tegangan 3 volt, selanjutnya
mengamati penunjuk arus pada amperemeter dan tegangan pada voltmeter untuk
kawat dengan panjang tertentu (L tertentu ; L = jarak B-C). Kemudian menggeser
letak C (mengubah panjang L), kemudian mengamati kembali kuat arus dan
tengangan antara ujung kawat dengan panjang L tersebut sehingga diperoleh
minimal 3 nilai L, I, dan V. Selanjutnya
mengukur diameter penampang kawat menggunakan micrometer sekrup untuk
mencari nilai luas penampangnya.
Kemudian mencatat hasil pengukuran pada tabel 1. Setelah diperoleh data dengan
tiga kali mengubah panjang kawat, selanjutnya melakukan langkah yang sama pada
kegiatan II dengan menggunakan kawat tembaga. Kemudian mencatat hasil
pengukuran pada tabel 2.
Setelah
diperoleh tabel data percobaan, selanjutnya menghitung hambatan jenis kawat
menggunakan persamaan berikut.
...............................(3)
Dan dengan ketidakpastian
..............................(4)
IV.
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada
percobaan hambatan jenis kawat untuk mengukur hambatan jenis kawat dari
beberapa bahan dengan panjang diameter yang
berbeda menggunakan kawat nikrom dan kawat tembaga. Diameter kawat diukur
menggunakan micrometer sekrup dengan ketelitian 0,01×10-3 meter.
Mengukur kuat arus menggunakan amperemeter dengan ketelitian 0,05×10-5 A
dan mengukur tegangan menggunakan voltmeter dengan ketelitian 0,05 volt.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan telah diperoleh tabel data berikut
ini.
Tabel
1. Menggunakan kawat nikrom
NO
|
(L±0,05) ×10-3 meter
|
(D±0,01)×10-3 meter
|
(V±0,05) volt
|
(I±0,05) ×10-5 ampere
|
1
|
44,00
|
0,31
|
2,80
|
2,00
|
2
|
28,50
|
2,80
|
2,00
|
|
3
|
14,00
|
2,80
|
2,00
|
Tabel
2. Menggunakan kawat Tembaga
NO
|
(L±0,05) ×10-3 meter
|
(D±0,01)×10-3 meter
|
(V±0,05) volt
|
(I±0,05) ×10-5 ampere
|
1
|
44,00
|
0,33
|
2,80
|
2,00
|
2
|
28,50
|
2,60
|
2,00
|
|
3
|
14,00
|
2,60
|
2,00
|
Bardasarkan data tersebut dapat diperoleh hambatan jenis
kawat menggunakan persamaan 3 dan mengitung ketelitiannya menggunakan persamaan
4. Pada kegiatan I yaitu menggunakan kawat nikrom. Pada percobaan pertama telah
diperoleh hambatan jenis kawat sebesar (0,20±0,02)10-1 Wm dengan kesalahan relatif sebesar
10,85 % sehingga diperoleh 89,15 %. Pada percobaan kedua diperoleh hambatan
jenis kawat sebesar (0,40±0,04)10-1 Wm, dengan kesalahan relatif sebesar 10,91 % sehingga derajat
keercayaannya sebesar 89,09 %. Dan pada percobaan ketiga diperoleh hambatan
jenis sebesar (0,80±0,08)10-1 Wm, dengan kesalahan relatif sebesar 11 % sehingga derajat
kepercayaannya sebesar 89 %. Dan pada kegiatan II menggunakan kawat tembaga.
Pada percobaan pertama telah diperoleh nilai hambatan jenis sebesar
(0,27±0,02)10-1 Wm,
dengan kesalahan relatif sebesar 10,46 % sehingga derajat kepercayaannya
sebesar 89,54 %. Pada percobaan kedua telah diperoleh hambatan jenis sebesar
(0,39±0,04)10-1 Wm,
dengan kesalahan relatif 10,65 % sehingga derajat kepercayaannya sebesar 89,55
%. Dan pada percobaan ketiga diperoleh hambatan jenis kawat sebesar
(0,79±0,08)10-1 Wm,
dengan kesalahan relatifnya sebesar 10,8 % sehingga derajat kepercayaannya
sebesar 89,2 %.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut nilai hambatan kawat
nikrom dan hambatan jenis kawat tembaga masih belum sesuai dengan nilai
teoritis. Seperti yang telah diketahui bahwa nilai teoritis hambatan jenis
kawat nikrom adalah 100×10-8 Wm dan hambatan jenis kawat tembaga sebesar 1,68×10-6 Wm. Dapat dinyatakan bahwa percobaan
kali ini masih belum berhasil, dan jika dilihat dari nilai rata-rata hambatan
jenis kawat pada kegiatan I menggunakan kawat nikrom sebesar 0,046 Wm dan pada kegiatan II menggunakan
kawat tembaga sebesar 0,048 Wm,
hasil tersebut juga masih belum sesuai dengan nilai teoritis hambatan jenis
kawat nikrom dan tembaga. Dalam hal ini dikarenakan kesalahan saat melakukan
pratikum seperti kurang telitinya dalam membaca alat ukur dan kondisi alat seperti
voltmeter dan amperemeter yang digunakan yang kurang baik, serta dipengaruhi
oleh suhu ruangan yang tidak stabil sehingga mempengaruhi hasil pengukuran
ataupun perhitungan.
V. SIMPULAN
Hambatan
jenis kawat dapat diperoleh menggunakan persamaan 3. Pada percobaan hambatan
jenis kawat menggunakan nikrom pada tiga kali percobaan dengan panajang kawat
yang berbeda, dari yang lebih panjang hingga terpendek, secara berurutan
diperoleh sebesar (0,20±0,02)10-1 Wm, (0,40±0,04)10-1 Wm, dan (0,80±0,08)10-1 Wm. Sedangkan pada kawat
tembaga diperoleh nilai (0,27±0,02)10-1 Wm, (0,39±0,04)10-1 Wm, dan (0,79±0,08)10-1
Wm. Berdasarkan hasil tersebut masih belum sesuai dengan nilai teoritis yaitu
sebesar 100×10-8 Wm dan 1,68×10-6 Wm. Hal tersebut dikarenakan ketidaktelitian dalam
membaca alat ukur dan kondisi alat yang
kurang baik, serta dipengaruhi suhu ruangan yang tidak stabil.
UCAPAN TERIMAKASIH
Saya
mengucapkan terimakasih kepada asisten praktikum Hambatan Jenis Kawat yaitu Ika
Sri Wahyuningsih yang memberikan bimbingan saat melalukan praktikum. Serta
kepada teman-teman satu kelompok yang telah bekerja sama dengan baik dalam
menyelesaikan percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Istiyono,edi.2007. Fisika kelas X untuk SMA dan MA. Klaten: PT.intan
pariwara.
[2] Halliday, Resnick. Dasar-Dasar
Fisika Versi Diperluas Jilid 2. Tangerang : BINARUPA AKSARA Publisher
[3] Setyawan, Lilik Hidayat. 2001.
Kamus Fisika bergambar. Bandung : PT. Pakar Rakyat Gama
[4] Bueche, J. Frederik. 2006. Fisika
Universitas edisi Kesepuluh. Jakarta : Erlangga
[5] Sears, Zemansky. 2008. Fisika
Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta : Erlangga
thanks mbak atas jurnalnya saya sangat terbantu. semoga Allah membalas dengan cara yang tak terduga amin.
BalasHapusSangat membantu, tp kenapa gambarnya tidak muncul ya, sayang sekali
BalasHapus