Pemantulan Cermin Datar
& Cekung
(GO2)
|
Desy Novitasari., M. Hifni Fansi., Abidatul
Khairiyah., Rivca Anissa., Ramona Ariani., Muhammad Rezki Rahman.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ipa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Jl. Brigjend Hasan Basri Komplek Kayu Tangi Dua Jalur Utama Kost Diana, Banjarmasin 70124 Indonesia e-mail: desy.sarinovita@gmail.com |
Abstrak—Percobaan pemantulan
cermin datar dan cekung ini bertujuan untuk membuktikan pemantulan cermin datar
(sudut pantul=sudut dan jarak bayangan=jarak benda), menentukan titik fokus
cermin cekung. Metode yang digunakan yaitu membuat garis normal (MM’), membuat
sinar datang, mengukur jarak bayangan, menentukan fokus lensa cekung. Pada kegiatan
I percobaan pertama diperoleh nilai i=r {(30º=30º); (50º¹49º); dan (70º¹67º)}, percobaan
kedua S=S’ {(3,00±0,05)10-2m=(3,00±0,05)10-2m;
(5,00±0,05) 10-2m ¹ (5,30±0,05) 10-2m;
(7,00±0,05)10-2m¹ (6,90±0,05)10-2m}.
Pada kegiatan II diperoleh hasil f teoritis 5×10-2m, dan percobaan
{(6,000±0,050)10-2m dan (4,620±0,049)10-2m}. Hasil
tersebut masih belum sesuai dengan teoritis karena ketidaktelitian saat
percobaan.
Kata Kunci—pemantulan, cermin datar, cekung, sudut pantul, sudut datang, fukus lensa.
I.
PENDAHULUAN
C
|
ahaya termasuk
kedalam gelombang elektromagnetik, oleh karena itu cahaya dapat merambat baik
memalui medan ataupun tanpa medan (vakum). Ketika cahaya menimpa permukaan
benda, sebagian cahaya akan dipantulkan, dan sisanya akan diserap pleh benda atau
jika benda tersebut transparan seperti kaca atau air, sebagian diteruskan.
Pematulan pada cermin datar maupun penentuan nilai fokus pada cermin cekung
dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah cermin datar yang dirangkai
sedemikian rupa dengan objek sehingga dapat dihitung besar sudut pantul dan
jarak bayangan. Pada cermin datar menentuk bayangan yang tegak, dengan ukuran
yang sama dengan bendanya, dan bayangannya berada dalam jarak yang sama dan
permukaan pantul dengan jarak tanda di depan cermin. Pada cermin cekung nilai
fokus dapat ditentukan dengan mengamati dan mengatur cermin cekung dengan jarak
tertentu sehingga titik fokus dapat ditentukan. Cermin cekung membentuk
bayangan nyata terbalik benda yang diletakan diluar fokus utama.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat diambil suatu
rumusan masalah yaitu “bagaimana membuktikan peristiwa pemantulan pada cermin
datar bahwa sudut datang
sama dengan sudut pantul dan jarak bayangan sama
dengan jarak benda, serta bagaimana menentukan titik fokus cermin cekung ?”.
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu membuktikan peristiwa
pemantulan cermin datar bahwa sudut datang sama dengan sudut pantul dan jarak
bayangan sama dengan jarak benda, serta menentukan titik fokus cermin cekung.
II.
KAJIAN TEORI
Seberkas cahaya apabila jatuh
pada sebuah cermin maka cahaya pada cermin mengikuti hukum snellius sebagai
berikut.
1.
Sinar datang, sinar pantul, dan garis
normal terletak pada satu bidang datar.
2.
Sudut datang sama dengan sudut pantul.
Cermin datar
adalah cermin yang permukaannya datar. Sebuah benda yang diletakan didepan
sebuah cermin datar akan terbentuk bayangan didalam cermin tersebut. Sedangkan cermin cekung
adalah cermin yang bagian tengahnya melengkung ke dalam (cekung). Hubungan
jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada cermin cekung adalah :[1]
...............(1)
Dengan : f =
jarak titik api
S = jarak benda
S’ = jarak bayangan
Suatu cermin adalah suatu permukaan yang dapat memantulkan suatu
berkas cahaya di dalam satu arah satu arah dan bukan menyebarkannya secara luas
kesegala arah atau menyerapnya.
Gambar 1. Pemantulan pada Cermin Datar
Gambar 1
menunjukkan sebuah sumber titik cahaya O (objek) pada jarak tegak lurus P di
depan cermin datar. Cahaya yang datang pada cermin dinyatakan dengan sinar yang
menyebar dari O. Pemantulan dari cahaya itu dinyatakan dengan sinar pantul yang
menyebar dari cermin. Apabila sinar pantul diperpanjang ke arah belakang (di
belakang cermin)akan ditemukan bahwa perpanjangan tersebut memotong suatu
titik, yaitu suatu jarak tegak lurus i
dibelakang cermin.[2]
Cermin cekung memiliki sifat mengumpulkan sinar (konvergen) artinya
sinar-sinar yang jatuh pada permukaan cermin dibuat memantul kesuatu titik yang
disebut titik api atau titik fokus.
Gambar 2. Pemantulan pada Cermin Cekung
Cahaya yang
datang sejajar dengan sumbu utama cermin, akan dipantulkan dan terkumpul pada
suatu titik dalam ruang yaitu titik fokus.[3]
Perhatikan
gambar dibawah ini.
Gambar 3. Bagian-bagian Cermin Cekung
Keterangan : I; II; III : Ruang Kecil
IV : Ruang Maya
V : titik vorteks
f : Jarak Fokus Cermin
A’ dan B’ : Sinar Pantul
A dan B : Sinar Datang
R : titik pusat kelengkungan cermin
Untuk
menggambarakan bayangan diperlukan minimal 2 sinar istimewa. Berikut adalah
sinar-sinar istimewa pada cermin cekung :
1)
Berkas
sinar sejajar suntu utama dipantulkan melalui titik fokus (sinar A®A’)
2)
Berkan
sinar melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama. (sinar B-B’)
3)
Berkas
sinar melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali ke titik
itu.
Persamaan yang digunakan dalam cermin cekung sama dengan persmaan
untuk lensa, yang disebut dengan persamaan Gauss, yaitu :[4]
....................(2)
Keterangan : S = Jarak Benda Terhadap Cermin
S’ = Jarak Bayangan Terhadap Cermin
f = Jarak Fokus Cermin
R
= Jari-jari kelengkungan Cermin
Untuk perbesaran bayangan pada cermin cekung :[5]
....................(3)
Keterangan : M = Perbesaran Bayangan
S’
= Jarak Bayangan
S
= jarak Benda
h
= tinggi benda
h’
= tinggi bayangan
Pemantulan Cahaya
a. Hukum Pemantulan
Sinar adalah garis matematis yang ditarik tegak lurus. Ke
muka-muka gelombang dari suatu gelombang cahaya. Sinar tersebut menunjukkan
arah perambatan energi elektromagnetik. Dalam pemantulan cermin (spekuler).
Sudut datangnya cahaya (θ) setara dengan sudut (θ) sebagaimana tampak pada
gambar 4 lebih lanjut sinar dataang, sinar pantul, dan garis tegak lurus
terhadap permukaan semuanya terletak pada bidang yang sama disebut bidang
datar.[6]
Gambar 4.
Sinar Datang dan Sinar Pantul
Kita melihat bahwa untuk sebuah benda yang ada pada jarak tak
terhingga, banyangan berada pada titik fokus cermin siferis cekung dimana f = R/2 untuk melakukan hal ini, kita
menggambarkan beberapa berkas dan memastikan berkas-berkas ini terpantul dari
cermin sedemikian sudut pantul sama dengan sudut datang.[7]
Walaupun rasio ukuran bayangan terhadap ukuran benda dinamankan
perbesaran, namun bayangan yang dibentuk oleh sebuah cermin atau sebuah lensa
dapat lebih besar atau lebih kecil atau sama besar dengan ukuran benda.
Jika sebuah benda diletakan di dalam titik fokus sebuah cermin
cekung sehingga S<f , maka
bayangan yang dibentuk adalah maya, tegak, dan lebih besar.[8]
III. METODE PERCOBAAN
Pada
percobaan pemantulan cermin datar dan cekung bertujuan diperlukan peralatan
seperti sebuah cermin datar dan cermin cekung beserta penumpunya, satu set
jarum pentul berwarna, sebuah busur derajat dan mistar ukur, sebuah papan
gabus, kertas milimeter blok secukupnya, sebuah kertas HVS, sebuah rel optik,
sebuah lilin+penumpu, pemantik (korek gas), dan sebuah mika (kertas
transparan).
Adapun
rumusan hipotesis yang telah dibuat yaitu pada pemantulan cermin datar sudut
datang (i) sama dengan sudut pantul (r), serta jarak bayangannya sama dengan
jarak benda. Pada cermin cekung benda yang berada diruang II maka bayangannya
akan berada di ruang III dan jika benda berada di ruang III maka bayangan yang
terbentuk berada diruang II, dan titik fokus pada cermin cekung adalah tetap.
Pada
percobaan kali ini, percobaan dibagi menjadi dua kegiatan yaitu pada kegiatan I
percobaan pada cermin datar dan kegiatan II percobaan pada cermin cekung. Pada
kegiatan I dibagi lagi menjadi dua percobaan, telah dibuat identifikasi dan
definisi operasional variabel. Pada percobaan pertama, variabel yang
dimanipulasi adalah sudut datan (i) yaitudengan mengubah-ubah sedut sebesar
30º, 50 º, dan 70 º.
Variabel kontrol yang digunakan adalah cermin
datar, papan gabus, dan jarum pentul, yaitu selama percobaan menggunakan cermin
datar, papan gabus, dan jarum pentul yang sama. Dan variabel yang direspon
adalah sudut pantul (r), yaitu mengukur besar sudut pantul menggunakan busur
derajat. Pada percobaan kedua variabel yang dimanipulasi adalah jarak benda (S)
yaitu dengan mengubah-ubah jarak benda kecermin sebesar 3 cm, 5 cm, dan 7 cm.
Variabel yang dikontrol adalah cermin datar, papan gabus, dan jarum pentul yang sama selama
pecobaan. Dan variabel yang direspon adalah jarak bayangan (S’), yaitu mengukur
jarak bayangan S’ yang terbentuk menggunakan mistar ukur. Pada kegiatan II
yaitu percobaan pada cermin cekung yang tekah dibuat identifikasi dan definisi
opersional variabelnya yaitu veriabel yang dimanipulasi adalah jarak benda ke
cermin (S) yaitu mengubah-ubah jarak benda ke cermin sebesar 9 cm dan 20 cm.
Dengan variabel kontrolnya cermin cekung, mika, rel optik, kertas HVS, dan
lilin yang sama selama percobaan. Dan variabel yang direspon adalah jarak layar
ke cermin (S’), yaitu mengukur jarak layar kecermin menggunakan mistar ukur.
Adapun
prosedur kerja dalam percobaan ini, pada kegiatan I untuk percobaan pertama
yaitu membuktikan bahwa sudut datang sama dengan sudut pantul. Pertama-tama
membuat gari MM’ melintang horizontal ditengah kertas milimeter blok, dari
tenga-tengah garis tersebut menarik sebuah garis n secara vertical atau tegak
lurus garis MM’ dan memotong MM’ di P. Membuat garis AP sebagai sinar datang
yang membentuk sudut datang i terhadap n, seperti pada gambar 5.1 berikut ini.
Gambar 5.1
rangkaian pertama
Meletakan cermin datar dengan permukaan pemantul
berimpit dengan garis MM’.
Gambar 5.2
rangkaian kedua
Menancapkan jarum A dan B pada garis AP. Mengamati
cermin dari arah yang sejajar dengan garis AP sehingga terkihat bayangan A dan
B dalam cermin yaitu A’ dan B’. Menancapkan jarum C dan D sedemikian sehingga
A’, B’, C dan D terletak segaris lurus (fokus), agar lebih jelasnya seperti
pada gambar 5.2. garis tersebut seharusnya melalui titik P. Setelah diperoleh
jarak bayangan yang sejajar (fokus) selanjutnya mengukur besarnya sudut pantul
(r). Menggulangi langkah-langkah tersebut menggunakan besar sudut i yang
berbeda-beda (minimal 3 kali) mencatat hasil pada tabel 1. Untuk percobaan
kedua yaitu membuktikan jarak benda sama
dengan jarak bayangan. Pertama-tama membuat garis MM’ melintang (horizontal)
pada kertas milimeter blok, kemudian membuat garis lurus n secara vertical
ditengah-tengah garis MM’ sebagai garis P. Meletakkan cermin datar dengan
permantul berimpit dengan garis MM’. Menancapkan sebatang jarum A sebagai benda
diseberang titik di depan cermin seperti gambara 5.3. sehingga timbul bayangan
A’.
Gambar
5.3. rangkaian pertama
Menancapkan jarum B dan C, sehingga A’,B dan C
segaris lurus. Melakukan hal yang sama dengan garis D adan E.
Gambar
5.4. rangkaian kedua
Selanjutnya menggambarkan jalannya kedua sinar
pantul BC dan DE. Memperpanjang keduanya sehingga berpotongan dibelakang
cermin. Menganggap titik ini titik A’, dalam hal ini A’ adalah bayangan benda
A. Mengukur AO dan OA’ menggunakan penggaris. Mengulangi langkah-langkah
tersebut di atas dengan jarak benda (AO) yang berbeda-beda (minimal 3 kali).
Mencatat semua hasil pengukuran pada tabel 2. Dan melampirkan gambar-gambar
garis yang telah dibuat ke dalam jurnal. Pada kegiaan II yaitu menentukan jarak
fokus cermin cekung. Pertama-tama adalah memperkirakan letak titik fokus cermin
cekung dengan cara meletakkan pentolan jarum pentul berimpit dengan cermin
cekung, kemudian digeser menjauh sehingga bayangan dicermin tepat hilang.
Kemudian membuat ruang I, II, III pada gambar. Meletakkan benda diruang II
seperti pada gambar 5.5. kemudian menentukan jarak benda terhadap cermin
sebagai So kemudian mengatur layar agar diperoleh bayangan yang
tajam (fokus) pada layar dengan menggunakan kertas HVS.
Gambar
5.5. rangkaian pertama
Selanjutnya menghitung jarak layar terhadap cermin
sebagai S’. Melakukan percobaan benda diruang III dengan So berbeda.
Dan mencatat hasil pengukuran pada tabel 2.
Gambar 5.6.
rangkaian pertama
Mengulangi langkah 2 (bagian akhir) dengan
menggunakan posisi benda diruang III seperti gambar 5.5 berikut ini. . Dan
mengatur layar agar diperoleh bayangan yang tajam dengan menggunakan layar yang
terbuat dari kertas mika.
IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada
percobaan pemantulan cermin datar dan cekung ini untuk membuktikan peristiwa
pemantulan pada cermin datar pada saat sudut datang sama dengan sudut pantul
dan jarak bayangan sama dengan jarak benda, serta untuk menentukan titik fokus
cermin cekung. Telah diperoleh hasil percobaan yang diukur menggunakan busur
derajat dengan nilai skala terkecilnya 1º sehingga ketelitiannya 0,5º. Dan
mengukur jarak menggunakan mistar ukur dengan nilai skala terkecilnya 0,1×10-2m
sehingga ketelitiannya sebesar 0,05×10-2m. Dapat dilihat hasil
percobaan pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Percobaan sudut datang sama dengan sudut pantul
PENGUKURAN
|
PERCOBAAN KE
|
||
1
|
2
|
3
|
|
(i ±0,5) derajat
|
30 º
|
50 º
|
70 º
|
(r±0,5) derajat
|
30 º
|
49 º
|
67 º
|
Tabel 2. Percobaan jarak
bayangan sama dengan jarak benda
PENGUKURAN
|
PERCOBAAN KE
|
||
1
|
2
|
3
|
|
(S±0,05)10-2m
|
3,00
|
5,00
|
7,00
|
(S’±0,05)10-2m
|
3,00
|
5,30
|
6,90
|
Tabel 3. Percobaan pada cermin cekung
f = 5×10-2m
NO
|
PENGUKURAN
|
|
(S±0,05)10-2m
|
(S’±0,05)10-2m
|
|
1
|
9,00
|
18,00
|
2
|
20,00
|
6,00
|
Berdasarkan
hasil percobaan pada tabel tersebut di atas pada kegiatan I, percobaan pertama
dapat dilihat pada tabel 1 untuk membuktikan bahwa sudut datang sama dengan
sudut pantul. Telah dilakukan tiga kali percobaan dengan besar sudut datang
yang berbeda yaitu pada sudut datang sebesar 30 º, telah diperoleh sudut pantul
yang sama yaitu sebesar 30 º. Pada sudut datang sebesar 50 ,º telah diperoleh
sudut pantul sebesar 49 º. Dan dengan menggunakan besar sudut datang sebesar 70
º, telah diperoleh besar sudut pantul sebesar 67 º. Dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 6.1. percobaan sudut
datang=sudut pantul pertama
(tampak dari samping)
Gambar 6.2. percobaan sudut
datang=sudut pantul kedua
(tampak dari samping)
Gambar 6.3 percobaan sudut
datang=sudut pantul ketiga
(tampak dari samping)
Berdasarkan
hasil tersebut masih belum sesuai dengan teoritis yang seharusnya nilai sudut
datang sama dengan nilai sudut pantul.
Perbedaan hasil tersebut dikarenakan ketidaktelitian saat melakukan percobaan,
seperti dalam mengamati ataupun menancapkan jarum pentul yang tidak tegak lurus
dengan bayangan yang terbentuk pada cermin datar, serta kondisi cermin yang
kurang baik lagi dan letak cermin yang tidak rata. Dan juga dikarenakan
ketidaktelitian dalam mengukur besar sudut datang maupun sudut pantul
menggnakan busur derajat. Pada percobaan kedua dapat dilihat pada tabel 2 untuk
membuktikan bahwa jarak bayangan sama dengan jarak benda. Percobaan juga
dilakukan sebanyak tiga kali dengan jarak benda yang berbeda. Percobaan dilakukan
dengan jarak benda sebesar (3,00±0,05)10-2m terbentuk bayangan dengan
jarak bayangan sebesar (3,00±0,05)10-2m. Percobaan yang dilakukan
menggunakan jarak benda sebesar (5,00±0,05)10-2m telah terbentuk
bayangan dengan jarak bayangan sebesar (5,30±0,05)10-2m. Dan dengan
menggunakan jarak benda sebesar (7,00±0,05)10-2m diperoleh jarak
bayangan sebesar (6,90±0,05)10-2m. Dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
Gambar 7.1. jarak bayangan=jarak
benda pertama
(tampak dari samping)
Gambar 7.2. jarak bayangan=jarak
benda kedua
(tampak dari samping)
Gambar 7.3. jarak bayangan=jarak
benda ketiga
(tampak dari samping)
Berdasarkan
hasil tersebut masih belum sesuai dengan teoritis bahwa jarak bayangan sama
dengan jarak benda, khususnya pada kedua percobaan terakhir. Perbedaan hasil
tersebut dikarenakan ketidaktelitian saat praktikum seperti menancapkan jarum
pentul yang tidak sejajar dengan bayangan terbentuk, serta tempat penumpu
cermin datar yang tidak rata. Dan ketidaktelitian dalam mengukur jarak benda ataupun
jarak bayangan dengan menggunakan mistar ukur.
Pada
kegiatan II yaitu menentukan jarak fokus pada cermin cekung. Langkah yang
pertama dilakukan adalah menentukan fokus cermin yang sebenarnya yaitu dengan cara meletakan jarum pentul
didepan cermin cekung dan menggeser letak jarum pentul sehingga diperoleh letak
bayangan pertama yang menghilang pada cermin cekung. Letak tersebut merupakan
titik fokus lensa cekung. Dan telah diukur menggunakan mistar jarak fokus yang
diperoleh adalah sebesar 5×10-2m. Pada percobaan pertama dalam
kegiatan ini percobaan yang dilakukan adalah meletakan benda di ruang II pada jarak benda sebesar (9,00±0,05)10-2m
sehingga terbentuk bayangan diruang III dengan jarak bayangan sebesar (18,00±0,05)10-2m.
Telah diperoleh titik fokus lensa cekung dengan menggunakan persamaan 5 dan
dengan ketelitiannya menggunakan persamaan 6 sebesar (6,000±0,050)10-2m.
Dengan kesalahan relatifnya sebesar 0,83% sehingga diperoleh derajat
kepercayaan sebesar 99,17%. Kemudian pada percobaan selanjutnya yaitu dengan
meletakan benda diruang III dengan jarak benda sebesar (20,00±0,05)10-2m
sehingga terbentuk bayangannya diruang II dengan jarak bayangan sebesar (6,00±0,05)10-2m,
telah diperoleh titik fokus dengan menggunakan persamaan 5 dan dengan ketelitiannya
menggunkan persamaan 6 telah diperoleh nilai titik fokus sebesar (4,620±0,049)10-2m,
dengan kesalahan relatifnya sebesar 0,87% sehingga diperoleh derajat
kepercayaannya sebesar 99,13%.
Berdasarkan hasil tersebut berdasarkan teori bahwa
jika benda berada diruang II maka bayangan berada di ruang III dan jika benda
berada di ruang III maka bayangan yang terbentuk berada di ruang II, percobaan
kali ini benar. Akan tetapi, jika ditinjau berdasarkan nilai titik fokus cermin
secara teoritis yaitu sebesar 5×10-2m hasil percobaan ini masih
belum sesuai, seharusnya titik fokus yang diperoleh besarnya adalah sama. Hal
tersebut dikarenakan tetidaktelitian dalam menentukan fokus yang diperoleh saat
menggeserkan jarum pentul, serta ketidaktelitian dalam mengamati bayangan yang
benar-benar fokus pada layar. Ataupun ketidaktelitian dalam mengukur jarak
benda dan atau jarak bayangan menggunakan mistar ukur.
V. SIMPULAN
Pada
percobaan membuktikan sudut datang sama dengan sudut pantul. Telah dilakukan
tiga kali percobaan dengan besar sudut datang yang berbeda yaitu pada sudut
datang sebesar 30 º, telah diperoleh sudut pantul yang sama yaitu sebesar 30 º.
Pada sudut datang sebesar 50 ,º telah diperoleh sudut pantul sebesar 49 º. Dan
dengan menggunakan besar sudut datang sebesar 70 º, telah diperoleh besar sudut
pantul sebesar 67 º.
Pada
percobaan membuktikan jarak bayangan sama dengan jarak benda Percobaan juga
dilakukan sebanyak tiga kali dengan jarak benda yang berbeda. Percobaan
dilakukan dengan jarak benda sebesar (3,00±0,05)10-2m terbentuk
bayangan dengan jarak bayangan sebesar (3,00±0,05)10-2m. Percobaan
yang dilakukan menggunakan jarak benda sebesar (5,00±0,05)10-2m
telah terbentuk bayangan dengan jarak bayangan sebesar (5,30±0,05)10-2m.
Dan dengan menggunakan jarak benda sebesar (7,00±0,05)10-2m
diperoleh jarak bayangan sebesar (6,90±0,05)10-2m.
Pada
kegiatan II diperoleh titik fokus sebesar 5×10-2m.
Gambar 8.1. benda diruang II
Gambar 8.2. benda diruang III
Percobaan pertama ketika benda diletakan diruang
II sehingga terbentuk bayangan fokus di ruang III telah diperoleh fokus lensa
cekung dengan menggunakan persamaan 5 dan dengan ketelitiannya menggunakan
persamaan 6 sebesar (6,000±0,050)10-2m. Dengan kesalahan relatifnya
sebesar 0,83% sehingga diperoleh derajat kepercayaan sebesar 99,17%. Dan pada
percobaan dengan meletakan benda di ruang III terbentuk bayangan fokus di ruang
II telah diperoleh nilai titik fokus sebesar (4,620±0,049)10-2m,
dengan kesalahan relatifnya sebesar 0,87% sehingga diperoleh derajat
kepercayaannya sebesar 99,13%.
Berdasarkan
hasil percobaan dari seluruh kegiatan masih ada yang belum sesuai teoritisnya.
Hal tersebut dikarenakan ketidaktelitian saat melalukan percobaan seperti
menentukan titik yang sejajar bayangan (fokus), ketidaktelitian dalam mengukur
menggunakan busur derajat ataupun mistar ukur. Serta ketidak telitian dalam
mengamati bayangan yang sejajar atau benar-benar fokus.
UCAPAN TERIMAKASIH
Saya
mengucapkan terimakasih kepada asisten praktikum pemantulan cermin datar dan
cekung (GO3) yaitu Muhammad Rezki Rahman yang memberikan bimbingan saat melalukan
praktikum ataupun pralaboratorium. Serta kepada teman-teman satu kelompok yang
telah bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tim Dosen Pendidikan Fisika. 2015.
Modul Praktikum Fisika Dasar II. Banjarmasin : UNLAM
[2] Halliday, Resnick. Dasar-Dasar
Fisika Versi Diperluas. Tangerang : Binarupa Aksara Publisher.
[3] Sutrisno. 1979. Fisika Dasar Jilid
II. Bandung : ITB.
[4] Istiyono, Edi. 2005.Fisika untuk
SMA. Klaten : Intan Pariwara.
[5] Asmiarto. 2008. Panduan Belajar
Fisika SMA. Yogyakarta : Primagama.
[6] Bueche, Frederick J. 2006. Fisika
Universitas. Jakarta : Erlangga.
[7] Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika
Jilid II. Jakarta : Erlangga
[8] Zemansky, Sears. 2001. Fisika Universitas.
Jakarta : Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar