Senin, 25 Mei 2015

Pemantulan Cermin Datar & Cekung (GO2)

Pemantulan Cermin Datar & Cekung
(GO2)

Desy Novitasari., M. Hifni Fansi., Abidatul Khairiyah., Rivca Anissa., Ramona Ariani., Muhammad Rezki Rahman.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ipa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat
Jl.
Brigjend Hasan Basri Komplek Kayu Tangi Dua Jalur Utama Kost Diana, Banjarmasin 70124 Indonesia
e-mail:
desy.sarinovita@gmail.com

AbstrakPercobaan pemantulan cermin datar dan cekung ini bertujuan untuk membuktikan pemantulan cermin datar (sudut pantul=sudut dan jarak bayangan=jarak benda), menentukan titik fokus cermin cekung. Metode yang digunakan yaitu membuat garis normal (MM’), membuat sinar datang, mengukur jarak bayangan, menentukan fokus lensa cekung. Pada kegiatan I percobaan pertama diperoleh nilai i=r {(30º=30º); (50º¹49º); dan (70º¹67º)}, percobaan kedua S=S’ {(3,00±0,05)10-2m=(3,00±0,05)10-2m; (5,00±0,05) 10-2m ¹ (5,30±0,05) 10-2m; (7,00±0,05)10-2m¹ (6,90±0,05)10-2m}. Pada kegiatan II diperoleh hasil f teoritis 5×10-2m, dan percobaan {(6,000±0,050)10-2m dan (4,620±0,049)10-2m}. Hasil tersebut masih belum sesuai dengan teoritis karena ketidaktelitian saat percobaan.
                Kata Kuncipemantulan, cermin datar, cekung, sudut pantul, sudut datang, fukus lensa.

I.                    PENDAHULUAN

C
ahaya termasuk kedalam gelombang elektromagnetik, oleh karena itu cahaya dapat merambat baik memalui medan ataupun tanpa medan (vakum). Ketika cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya akan dipantulkan, dan sisanya akan diserap pleh benda atau jika benda tersebut transparan seperti kaca atau air, sebagian diteruskan. Pematulan pada cermin datar maupun penentuan nilai fokus pada cermin cekung dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah cermin datar yang dirangkai sedemikian rupa dengan objek sehingga dapat dihitung besar sudut pantul dan jarak bayangan. Pada cermin datar menentuk bayangan yang tegak, dengan ukuran yang sama dengan bendanya, dan bayangannya berada dalam jarak yang sama dan permukaan pantul dengan jarak tanda di depan cermin. Pada cermin cekung nilai fokus dapat ditentukan dengan mengamati dan mengatur cermin cekung dengan jarak tertentu sehingga titik fokus dapat ditentukan. Cermin cekung membentuk bayangan nyata terbalik benda yang diletakan diluar fokus utama.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu “bagaimana membuktikan peristiwa pemantulan pada cermin datar bahwa sudut datang

sama dengan sudut pantul dan jarak bayangan sama dengan jarak benda, serta bagaimana menentukan titik fokus cermin cekung ?”.
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu membuktikan peristiwa pemantulan cermin datar bahwa sudut datang sama dengan sudut pantul dan jarak bayangan sama dengan jarak benda, serta menentukan titik fokus cermin cekung.



II.                  KAJIAN TEORI

                Seberkas cahaya apabila jatuh pada sebuah cermin maka cahaya pada cermin mengikuti hukum snellius sebagai berikut.
1.       Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2.       Sudut datang sama dengan sudut pantul.
Cermin datar adalah cermin yang permukaannya datar. Sebuah benda yang diletakan didepan sebuah cermin datar akan terbentuk bayangan didalam  cermin tersebut. Sedangkan cermin cekung adalah cermin yang bagian tengahnya melengkung ke dalam (cekung). Hubungan jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada cermin cekung adalah :[1]

                     ...............(1)

Dengan : f = jarak titik api
S = jarak benda
S’ = jarak bayangan

Suatu cermin adalah suatu permukaan yang dapat memantulkan suatu berkas cahaya di dalam satu arah satu arah dan bukan menyebarkannya secara luas kesegala arah atau menyerapnya.
Gambar 1. Pemantulan pada Cermin Datar

Gambar 1 menunjukkan sebuah sumber titik cahaya O (objek) pada jarak tegak lurus P di depan cermin datar. Cahaya yang datang pada cermin dinyatakan dengan sinar yang menyebar dari O. Pemantulan dari cahaya itu dinyatakan dengan sinar pantul yang menyebar dari cermin. Apabila sinar pantul diperpanjang ke arah belakang (di belakang cermin)akan ditemukan bahwa perpanjangan tersebut memotong suatu titik, yaitu suatu jarak tegak lurus i dibelakang cermin.[2] 
Cermin cekung memiliki sifat mengumpulkan sinar (konvergen) artinya sinar-sinar yang jatuh pada permukaan cermin dibuat memantul kesuatu titik yang disebut titik api atau titik fokus.

Gambar 2. Pemantulan pada Cermin Cekung

Cahaya yang datang sejajar dengan sumbu utama cermin, akan dipantulkan dan terkumpul pada suatu titik dalam ruang yaitu titik fokus.[3]

Perhatikan gambar dibawah ini.
Gambar 3. Bagian-bagian Cermin Cekung

Keterangan :  I; II; III : Ruang Kecil
IV : Ruang Maya
 V : titik vorteks
  f : Jarak Fokus Cermin
A’ dan B’ : Sinar Pantul
   A dan B : Sinar Datang
  R : titik pusat kelengkungan cermin

Untuk menggambarakan bayangan diperlukan minimal 2 sinar istimewa. Berikut adalah sinar-sinar istimewa pada cermin cekung :
1)       Berkas sinar sejajar suntu utama dipantulkan melalui titik fokus (sinar A®A’)
2)       Berkan sinar melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama. (sinar B-B’)
3)       Berkas sinar melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali ke titik itu.
Persamaan yang digunakan dalam cermin cekung sama dengan persmaan untuk lensa, yang disebut dengan persamaan Gauss, yaitu :[4]

                   ....................(2)

Keterangan : S = Jarak Benda Terhadap Cermin
                    S’ = Jarak Bayangan Terhadap Cermin
                     f  = Jarak Fokus Cermin
                     R = Jari-jari kelengkungan Cermin

Untuk perbesaran bayangan pada cermin cekung :[5]

            ....................(3)

Keterangan : M = Perbesaran Bayangan
                     S’ = Jarak Bayangan
                       S = jarak Benda
                       h = tinggi benda
                      h’ = tinggi bayangan


Pemantulan Cahaya
a. Hukum Pemantulan
Sinar adalah garis matematis yang ditarik tegak lurus. Ke muka-muka gelombang dari suatu gelombang cahaya. Sinar tersebut menunjukkan arah perambatan energi elektromagnetik. Dalam pemantulan cermin (spekuler). Sudut datangnya cahaya (θ) setara dengan sudut (θ) sebagaimana tampak pada gambar 4 lebih lanjut sinar dataang, sinar pantul, dan garis tegak lurus terhadap permukaan semuanya terletak pada bidang yang sama disebut bidang datar.[6]
Gambar 4. Sinar Datang dan Sinar Pantul
   Kita melihat bahwa untuk sebuah benda yang ada pada jarak tak terhingga, banyangan berada pada titik fokus cermin siferis cekung dimana f = R/2 untuk melakukan hal ini, kita menggambarkan beberapa berkas dan memastikan berkas-berkas ini terpantul dari cermin sedemikian sudut pantul sama dengan sudut datang.[7]

    Walaupun rasio ukuran bayangan terhadap ukuran benda dinamankan perbesaran, namun bayangan yang dibentuk oleh sebuah cermin atau sebuah lensa dapat lebih besar atau lebih kecil atau sama besar dengan ukuran benda.
Jika sebuah benda diletakan di dalam titik fokus sebuah cermin cekung sehingga S<f , maka bayangan yang dibentuk adalah maya, tegak, dan lebih besar.[8]


III. METODE PERCOBAAN
               
                Pada percobaan pemantulan cermin datar dan cekung bertujuan diperlukan peralatan seperti sebuah cermin datar dan cermin cekung beserta penumpunya, satu set jarum pentul berwarna, sebuah busur derajat dan mistar ukur, sebuah papan gabus, kertas milimeter blok secukupnya, sebuah kertas HVS, sebuah rel optik, sebuah lilin+penumpu, pemantik (korek gas), dan sebuah mika (kertas transparan).

                Adapun rumusan hipotesis yang telah dibuat yaitu pada pemantulan cermin datar sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r), serta jarak bayangannya sama dengan jarak benda. Pada cermin cekung benda yang berada diruang II maka bayangannya akan berada di ruang III dan jika benda berada di ruang III maka bayangan yang terbentuk berada diruang II, dan titik fokus pada cermin cekung adalah tetap.
                Pada percobaan kali ini, percobaan dibagi menjadi dua kegiatan yaitu pada kegiatan I percobaan pada cermin datar dan kegiatan II percobaan pada cermin cekung. Pada kegiatan I dibagi lagi menjadi dua percobaan, telah dibuat identifikasi dan definisi operasional variabel. Pada percobaan pertama, variabel yang dimanipulasi adalah sudut datan (i) yaitudengan mengubah-ubah sedut sebesar 30º, 50 º, dan 70 º.
Variabel kontrol yang digunakan adalah cermin datar, papan gabus, dan jarum pentul, yaitu selama percobaan menggunakan cermin datar, papan gabus, dan jarum pentul yang sama. Dan variabel yang direspon adalah sudut pantul (r), yaitu mengukur besar sudut pantul menggunakan busur derajat. Pada percobaan kedua variabel yang dimanipulasi adalah jarak benda (S) yaitu dengan mengubah-ubah jarak benda kecermin sebesar 3 cm, 5 cm, dan 7 cm. Variabel yang dikontrol adalah cermin datar,  papan gabus, dan jarum pentul yang sama selama pecobaan. Dan variabel yang direspon adalah jarak bayangan (S’), yaitu mengukur jarak bayangan S’ yang terbentuk menggunakan mistar ukur. Pada kegiatan II yaitu percobaan pada cermin cekung yang tekah dibuat identifikasi dan definisi opersional variabelnya yaitu veriabel yang dimanipulasi adalah jarak benda ke cermin (S) yaitu mengubah-ubah jarak benda ke cermin sebesar 9 cm dan 20 cm. Dengan variabel kontrolnya cermin cekung, mika, rel optik, kertas HVS, dan lilin yang sama selama percobaan. Dan variabel yang direspon adalah jarak layar ke cermin (S’), yaitu mengukur jarak layar kecermin menggunakan mistar ukur.
                Adapun prosedur kerja dalam percobaan ini, pada kegiatan I untuk percobaan pertama yaitu membuktikan bahwa sudut datang sama dengan sudut pantul. Pertama-tama membuat gari MM’ melintang horizontal ditengah kertas milimeter blok, dari tenga-tengah garis tersebut menarik sebuah garis n secara vertical atau tegak lurus garis MM’ dan memotong MM’ di P. Membuat garis AP sebagai sinar datang yang membentuk sudut datang i terhadap n, seperti pada gambar 5.1 berikut ini.
Gambar 5.1 rangkaian pertama

Meletakan cermin datar dengan permukaan pemantul berimpit dengan garis MM’.
Gambar 5.2 rangkaian kedua

Menancapkan jarum A dan B pada garis AP. Mengamati cermin dari arah yang sejajar dengan garis AP sehingga terkihat bayangan A dan B dalam cermin yaitu A’ dan B’. Menancapkan jarum C dan D sedemikian sehingga A’, B’, C dan D terletak segaris lurus (fokus), agar lebih jelasnya seperti pada gambar 5.2. garis tersebut seharusnya melalui titik P. Setelah diperoleh jarak bayangan yang sejajar (fokus) selanjutnya mengukur besarnya sudut pantul (r). Menggulangi langkah-langkah tersebut menggunakan besar sudut i yang berbeda-beda (minimal 3 kali) mencatat hasil pada tabel 1. Untuk percobaan kedua  yaitu membuktikan jarak benda sama dengan jarak bayangan. Pertama-tama membuat garis MM’ melintang (horizontal) pada kertas milimeter blok, kemudian membuat garis lurus n secara vertical ditengah-tengah garis MM’ sebagai garis P. Meletakkan cermin datar dengan permantul berimpit dengan garis MM’. Menancapkan sebatang jarum A sebagai benda diseberang titik di depan cermin seperti gambara 5.3. sehingga timbul bayangan A’.
Gambar 5.3. rangkaian pertama

Menancapkan jarum B dan C, sehingga A’,B dan C segaris lurus. Melakukan hal yang sama dengan garis D adan E.
Gambar 5.4. rangkaian kedua

Selanjutnya menggambarkan jalannya kedua sinar pantul BC dan DE. Memperpanjang keduanya sehingga berpotongan dibelakang cermin. Menganggap titik ini titik A’, dalam hal ini A’ adalah bayangan benda A. Mengukur AO dan OA’ menggunakan penggaris. Mengulangi langkah-langkah tersebut di atas dengan jarak benda (AO) yang berbeda-beda (minimal 3 kali). Mencatat semua hasil pengukuran pada tabel 2. Dan melampirkan gambar-gambar garis yang telah dibuat ke dalam jurnal. Pada kegiaan II yaitu menentukan jarak fokus cermin cekung. Pertama-tama adalah memperkirakan letak titik fokus cermin cekung dengan cara meletakkan pentolan jarum pentul berimpit dengan cermin cekung, kemudian digeser menjauh sehingga bayangan dicermin tepat hilang. Kemudian membuat ruang I, II, III pada gambar. Meletakkan benda diruang II seperti pada gambar 5.5. kemudian menentukan jarak benda terhadap cermin sebagai So kemudian mengatur layar agar diperoleh bayangan yang tajam (fokus) pada layar dengan menggunakan kertas HVS.

Gambar 5.5. rangkaian pertama

Selanjutnya menghitung jarak layar terhadap cermin sebagai S’. Melakukan percobaan benda diruang III dengan So berbeda. Dan mencatat hasil pengukuran pada tabel 2.
Gambar 5.6. rangkaian pertama

Mengulangi langkah 2 (bagian akhir) dengan menggunakan posisi benda diruang III seperti gambar 5.5 berikut ini. . Dan mengatur layar agar diperoleh bayangan yang tajam dengan menggunakan layar yang terbuat dari kertas mika.


IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

                                Pada percobaan pemantulan cermin datar dan cekung ini untuk membuktikan peristiwa pemantulan pada cermin datar pada saat sudut datang sama dengan sudut pantul dan jarak bayangan sama dengan jarak benda, serta untuk menentukan titik fokus cermin cekung. Telah diperoleh hasil percobaan yang diukur menggunakan busur derajat dengan nilai skala terkecilnya 1º sehingga ketelitiannya 0,5º. Dan mengukur jarak menggunakan mistar ukur dengan nilai skala terkecilnya 0,1×10-2m sehingga ketelitiannya sebesar 0,05×10-2m. Dapat dilihat hasil percobaan pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Percobaan sudut datang sama dengan sudut pantul
PENGUKURAN
PERCOBAAN KE
1
2
3
(i ±0,5) derajat
30 º
50 º
70 º
(r±0,5) derajat
30 º
49 º
67 º

Tabel 2. Percobaan jarak bayangan sama dengan jarak benda
PENGUKURAN
PERCOBAAN KE
1
2
3
(S±0,05)10-2m
3,00
5,00
7,00
(S’±0,05)10-2m
3,00
5,30
6,90

Tabel 3. Percobaan pada cermin cekung
f = 5×10-2m
NO
PENGUKURAN
(S±0,05)10-2m
(S’±0,05)10-2m
1
9,00
18,00
2
20,00
6,00

      Berdasarkan hasil percobaan pada tabel tersebut di atas pada kegiatan I, percobaan pertama dapat dilihat pada tabel 1 untuk membuktikan bahwa sudut datang sama dengan sudut pantul. Telah dilakukan tiga kali percobaan dengan besar sudut datang yang berbeda yaitu pada sudut datang sebesar 30 º, telah diperoleh sudut pantul yang sama yaitu sebesar 30 º. Pada sudut datang sebesar 50 ,º telah diperoleh sudut pantul sebesar 49 º. Dan dengan menggunakan besar sudut datang sebesar 70 º, telah diperoleh besar sudut pantul sebesar 67 º. Dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.1. percobaan sudut datang=sudut pantul pertama
(tampak dari samping)


Gambar 6.2. percobaan sudut datang=sudut pantul kedua
(tampak dari samping)

Gambar 6.3 percobaan sudut datang=sudut pantul ketiga
(tampak dari samping)

      Berdasarkan hasil tersebut masih belum sesuai dengan teoritis yang seharusnya nilai sudut datang sama dengan  nilai sudut pantul. Perbedaan hasil tersebut dikarenakan ketidaktelitian saat melakukan percobaan, seperti dalam mengamati ataupun menancapkan jarum pentul yang tidak tegak lurus dengan bayangan yang terbentuk pada cermin datar, serta kondisi cermin yang kurang baik lagi dan letak cermin yang tidak rata. Dan juga dikarenakan ketidaktelitian dalam mengukur besar sudut datang maupun sudut pantul menggnakan busur derajat. Pada percobaan kedua dapat dilihat pada tabel 2 untuk membuktikan bahwa jarak bayangan sama dengan jarak benda. Percobaan juga dilakukan sebanyak tiga kali dengan jarak benda yang berbeda. Percobaan dilakukan dengan jarak benda sebesar (3,00±0,05)10-2m terbentuk bayangan dengan jarak bayangan sebesar (3,00±0,05)10-2m. Percobaan yang dilakukan menggunakan jarak benda sebesar (5,00±0,05)10-2m telah terbentuk bayangan dengan jarak bayangan sebesar (5,30±0,05)10-2m. Dan dengan menggunakan jarak benda sebesar (7,00±0,05)10-2m diperoleh jarak bayangan sebesar (6,90±0,05)10-2m. Dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 7.1. jarak bayangan=jarak benda pertama
(tampak dari samping)

Gambar 7.2. jarak bayangan=jarak benda kedua
(tampak dari samping)

Gambar 7.3. jarak bayangan=jarak benda ketiga
(tampak dari samping)
      Berdasarkan hasil tersebut masih belum sesuai dengan teoritis bahwa jarak bayangan sama dengan jarak benda, khususnya pada kedua percobaan terakhir. Perbedaan hasil tersebut dikarenakan ketidaktelitian saat praktikum seperti menancapkan jarum pentul yang tidak sejajar dengan bayangan terbentuk, serta tempat penumpu cermin datar yang tidak rata. Dan ketidaktelitian dalam mengukur jarak benda ataupun jarak bayangan dengan menggunakan mistar ukur.
      Pada kegiatan II yaitu menentukan jarak fokus pada cermin cekung. Langkah yang pertama dilakukan adalah menentukan fokus cermin yang sebenarnya  yaitu dengan cara meletakan jarum pentul didepan cermin cekung dan menggeser letak jarum pentul sehingga diperoleh letak bayangan pertama yang menghilang pada cermin cekung. Letak tersebut merupakan titik fokus lensa cekung. Dan telah diukur menggunakan mistar jarak fokus yang diperoleh adalah sebesar 5×10-2m. Pada percobaan pertama dalam kegiatan ini percobaan yang dilakukan adalah meletakan benda di ruang II  pada jarak benda sebesar (9,00±0,05)10-2m sehingga terbentuk bayangan diruang III dengan jarak bayangan sebesar (18,00±0,05)10-2m. Telah diperoleh titik fokus lensa cekung dengan menggunakan persamaan 5 dan dengan ketelitiannya menggunakan persamaan 6 sebesar (6,000±0,050)10-2m. Dengan kesalahan relatifnya sebesar 0,83% sehingga diperoleh derajat kepercayaan sebesar 99,17%. Kemudian pada percobaan selanjutnya yaitu dengan meletakan benda diruang III dengan jarak benda sebesar (20,00±0,05)10-2m sehingga terbentuk bayangannya diruang II dengan jarak bayangan sebesar (6,00±0,05)10-2m, telah diperoleh titik fokus dengan menggunakan persamaan 5 dan dengan ketelitiannya menggunkan persamaan 6 telah diperoleh nilai titik fokus sebesar (4,620±0,049)10-2m, dengan kesalahan relatifnya sebesar 0,87% sehingga diperoleh derajat kepercayaannya sebesar 99,13%.
Berdasarkan hasil tersebut berdasarkan teori bahwa jika benda berada diruang II maka bayangan berada di ruang III dan jika benda berada di ruang III maka bayangan yang terbentuk berada di ruang II, percobaan kali ini benar. Akan tetapi, jika ditinjau berdasarkan nilai titik fokus cermin secara teoritis yaitu sebesar 5×10-2m hasil percobaan ini masih belum sesuai, seharusnya titik fokus yang diperoleh besarnya adalah sama. Hal tersebut dikarenakan tetidaktelitian dalam menentukan fokus yang diperoleh saat menggeserkan jarum pentul, serta ketidaktelitian dalam mengamati bayangan yang benar-benar fokus pada layar. Ataupun ketidaktelitian dalam mengukur jarak benda dan atau jarak bayangan menggunakan mistar ukur.

V. SIMPULAN
                Pada percobaan membuktikan sudut datang sama dengan sudut pantul. Telah dilakukan tiga kali percobaan dengan besar sudut datang yang berbeda yaitu pada sudut datang sebesar 30 º, telah diperoleh sudut pantul yang sama yaitu sebesar 30 º. Pada sudut datang sebesar 50 ,º telah diperoleh sudut pantul sebesar 49 º. Dan dengan menggunakan besar sudut datang sebesar 70 º, telah diperoleh besar sudut pantul sebesar 67 º.
      Pada percobaan membuktikan jarak bayangan sama dengan jarak benda Percobaan juga dilakukan sebanyak tiga kali dengan jarak benda yang berbeda. Percobaan dilakukan dengan jarak benda sebesar (3,00±0,05)10-2m terbentuk bayangan dengan jarak bayangan sebesar (3,00±0,05)10-2m. Percobaan yang dilakukan menggunakan jarak benda sebesar (5,00±0,05)10-2m telah terbentuk bayangan dengan jarak bayangan sebesar (5,30±0,05)10-2m. Dan dengan menggunakan jarak benda sebesar (7,00±0,05)10-2m diperoleh jarak bayangan sebesar (6,90±0,05)10-2m.
      Pada kegiatan II diperoleh titik fokus sebesar 5×10-2m.

Gambar 8.1. benda diruang II

Gambar 8.2. benda diruang III

Percobaan pertama ketika benda diletakan diruang II sehingga terbentuk bayangan fokus di ruang III telah diperoleh fokus lensa cekung dengan menggunakan persamaan 5 dan dengan ketelitiannya menggunakan persamaan 6 sebesar (6,000±0,050)10-2m. Dengan kesalahan relatifnya sebesar 0,83% sehingga diperoleh derajat kepercayaan sebesar 99,17%. Dan pada percobaan dengan meletakan benda di ruang III terbentuk bayangan fokus di ruang II telah diperoleh nilai titik fokus sebesar (4,620±0,049)10-2m, dengan kesalahan relatifnya sebesar 0,87% sehingga diperoleh derajat kepercayaannya sebesar 99,13%.
      Berdasarkan hasil percobaan dari seluruh kegiatan masih ada yang belum sesuai teoritisnya. Hal tersebut dikarenakan ketidaktelitian saat melalukan percobaan seperti menentukan titik yang sejajar bayangan (fokus), ketidaktelitian dalam mengukur menggunakan busur derajat ataupun mistar ukur. Serta ketidak telitian dalam mengamati bayangan yang sejajar atau benar-benar fokus.

     

UCAPAN TERIMAKASIH

     Saya mengucapkan terimakasih kepada asisten praktikum pemantulan cermin datar dan cekung (GO3) yaitu Muhammad Rezki Rahman  yang memberikan bimbingan saat melalukan praktikum ataupun pralaboratorium. Serta kepada teman-teman satu kelompok yang telah bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan percobaan ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1]   Tim Dosen Pendidikan Fisika. 2015. Modul Praktikum Fisika Dasar II. Banjarmasin : UNLAM
[2]   Halliday, Resnick. Dasar-Dasar Fisika Versi Diperluas. Tangerang : Binarupa Aksara Publisher.
[3]   Sutrisno. 1979. Fisika Dasar Jilid II. Bandung : ITB.
[4]   Istiyono, Edi. 2005.Fisika untuk SMA. Klaten : Intan Pariwara.
[5]   Asmiarto. 2008. Panduan Belajar Fisika SMA. Yogyakarta : Primagama.
[6]   Bueche, Frederick J. 2006. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.
[7]   Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid II. Jakarta : Erlangga
[8]    Zemansky, Sears. 2001. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga








                                                 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar